Alma Al-Shaab, Purna Warta – Serangan artileri Israel menghantam kelompok jurnalis yang sedang meliput baku tembak militer Israel dengan Hezbollah di perbatasan selatan Lebanon pada Jumat (13/10).
Issam Abdallah, videografer media Reuters meninggal dunia dalam serangan tersebut. Sementara itu, 6 jurnalis lainnya yang meliput untuk Reuters, Al-Jazeera dan AFP menderita luka-luka.
Baca Juga : Rusia dan Suriah Tekankan Perlunya Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza
6 jurnalis lainnya masing-masing bernama Thaer Al-Sudani dan Maher Nazeh yang bekerja untuk Reuters, Karmen Bakindar dan Eli Brakhia dari Al-Jazeera dan dari AFP, Christina Assi serta Dylan Collins. Korban-korban terluka ini dibawa ke kota Tyre, Lebanon untuk mendapatkan perawatan medis.
Militer Israel melancarkan serangan artileri secara acak ke wilayah perbatasan selatan Lebanon, tepatnya desa Alma Al-Shaab. Mereka mengklaim menargetkan pos-pos Hezbollah dalam serangan tersebut.
Militer Israel merilis statemen resmi berisi permintaan maaf atas serangan yang menewaskan Issam Abdallah tersebut. Meski begitu, militer Israel enggan bertanggung jawab atas kematian Abdallah dan korban luka lainnya.
Sebelumnya, Israel juga dilaporkan membunuh 8 jurnalis dalam serangan udaranya ke Jalur Gaza.
Baca Juga : Lagi, Zionis Israel Lancarkan Serangan di Aleppo
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyampaikan ucapan belasungkawa pada keluarga Abdallah. “Banyak sekali jurnalis yang mengorbankan nyawanya demi menyampaikan kebenaran pada semua orang,” ujarnya. Jubir PBB, Stepahen Dujarric berharap adanya investigasi dan penyelidikan atas peristiwa tersebut. “Jurnalis harus dilindungi dan dibiarkan melakukan pekerjaannya,” tukasnya.