Al-Quds, Purna Warta – Setidaknya 70 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka dalam serangan pasukan militer Israel di Jalur Gaza utara, terhadap orang-orang yang menunggu bantuan kemanusiaan.
Menurut laporan media Palestina, pasukan Israel menyerang warga sipil yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan tiba di Kota Gaza pada hari Kamis (29/2), yang mengakibatkan terbunuhnya sedikitnya 150 orang dan melukai lebih dari 1.000 lainnya.
Baca Juga : Iran Ingin Tingkatkan Perdagangan dengan Denmark
Puluhan orang yang terluka dipindahkan ke Rumah Sakit al-Shifa di tengah berlanjutnya pemboman dan penembakan rezim Israel di Kota Gaza.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk “pembantaian berdarah dingin” terhadap warga sipil di Lapangan Nablsi.
Dalam pernyataan persnya, kementerian tersebut mengatakan serangan itu adalah bagian dari “perang genosida” rezim Israel yang sedang berlangsung, dan menyerukan komunitas internasional untuk “segera campur tangan” untuk melindungi warga sipil.
Sebelumnya pada hari itu, laporan media lokal mengatakan 47 martir Palestina dipindahkan ke Rumah Sakit Martir al-Aqsa di Deir el-Balah, Gaza tengah, karena kejahatan yang dilakukan oleh militer Israel di wilayah yang terkepung.
Sumber berita juga melaporkan serangan artileri rezim Israel terhadap sebuah kamp di kota Khan Yunis, serta wilayah timur Rafah di selatan Jalur Gaza.
Baca Juga : Raisi: Angkatan Bersenjata Iran Sumber Keamanan yang Dapat Diandalkan di Kawasan
Perkembangan terakhir ini terjadi ketika lembaga-lembaga bantuan memberikan peringatan akan terjadinya kelaparan di utara Gaza akibat blokade Israel terhadap masuknya bantuan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qudra, juga menyerukan “tindakan segera oleh organisasi internasional untuk mencegah kematian anak-anak karena kekurangan gizi, dehidrasi, dan kelaparan yang meluas.”
Administrator Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) Samantha Power juga mengatakan dalam sebuah video yang diposting di platform media sosial X bahwa Israel perlu membuka lebih banyak penyeberangan sehingga “bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dapat meningkat secara dramatis.”
“Ini adalah masalah hidup dan mati,” katanya sambil menunjuk pada kondisi yang memburuk di Gaza.
Israel melancarkan perang brutalnya di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Hamas Palestina melakukan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap entitas perampas tersebut sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga : Korea Utara Mengirim Bantuan Militer Untuk Rusia
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 30.000 warga Palestina telah terbunuh sejak perang brutal Israel di wilayah tersebut dimulai hampir lima bulan lalu.
Rezim Tel Aviv telah memberlakukan “pengepungan total” terhadap wilayah tersebut, memutus bahan bakar, listrik, makanan dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana.