Damaskus, Purna Warta – Sebuah media berbahasa Ibrani mengakui bahwa meskipun serangan militer Israel terhadap infrastruktur strategis militer Suriah dilakukan untuk mencegah peralatan ini jatuh ke tangan pihak-pihak tertentu, serangan tersebut menyebabkan kekurangan senjata di struktur baru Suriah.
Baca juga: Saluran 13: Israel Bernegosiasi dengan Penguasa Baru Suriah
Surat kabar Zman Yisrael dalam sebuah catatan menanggapi serangan besar-besaran militer Israel terhadap berbagai wilayah Suriah setelah jatuhnya pemerintahan Bashar Al-Assad, menyatakan bahwa setelah kejatuhan Assad, militer Israel menjalani pekan yang penting.
Israel menyebabkan peralatan dan infrastruktur strategis militer Suriah berubah menjadi rongsokan akibat serangan yang dilancarkan rezim tersebut.
Media ini juga memperingatkan bahwa meskipun demikian, terdapat kekhawatiran bahwa Suriah dalam situasi seperti itu akan menghadapi masalah serius.
Dalam kondisi instabilitas besar yang sedang melanda Suriah saat ini, penghancuran peralatan tersebut pada tahap awal dianggap sebagai langkah yang benar untuk mencegahnya jatuh ke tangan pihak-pihak ekstremis.
Hal ini menjadi lebih penting mengingat bahkan kelompok seperti Hay’at Tahrir Al-Sham, yang saat ini mengklaim memimpin Suriah dan mengusung moderasi, sebelumnya adalah salah satu kelompok ekstremis radikal. Klaim mereka tentang moderasi tidak dapat sepenuhnya dipercaya. Selain itu, saat ini ada puluhan kelompok milisi dan organisasi teroris aktif di Suriah.
Media ini juga memperingatkan bahwa bagaimanapun, pihak yang berkuasa di Suriah membutuhkan senjata-senjata tersebut untuk melawan kelompok-kelompok teroris. Keberhasilan oposisi menggulingkan Bashar al-Assad dalam waktu 12 hari bukan karena kekuatan mereka, melainkan karena keengganan dan penolakan militer Suriah untuk berperang, yang menyebabkan runtuhnya rezim tersebut.
Oleh karena itu, jika kelompok-kelompok milisi yang sejalan dengan Iran atau kelompok Sunni lainnya ingin benar-benar menantang struktur kekuasaan saat ini, struktur tersebut akan membutuhkan senjata.
Media ini juga mengungkapkan bahwa Israel tidak hanya menyerang persenjataan militer Suriah, tetapi juga senjata milik kelompok milisi Kurdi, yang telah menyebabkan keheranan dan protes dari kelompok-kelompok tersebut.
Dalam kondisi seperti ini, sementara beberapa pihak membanggakan tindakan tersebut, para ahli mempertanyakan apakah tindakan ini tidak menjadi pedang bermata dua?
Jika benar-benar ingin menjadikan Suriah sebagai negara yang bersatu, negara ini pasti membutuhkan senjata, dan hal ini membuat masalah penyediaan senjata oleh salah satu pihak regional atau internasional menjadi perhatian.
Baca juga: Amerika-Inggris Kembali Serang Yaman
Sementara Amerika Serikat juga mempertimbangkan kemungkinan menghapus Hay’at Tahrir Al-Sham dari daftar organisasi teroris, Turki dipastikan akan melanjutkan bantuan persenjataannya kepada kelompok-kelompok tersebut.
Namun, bantuan ini akan bergantung pada kebebasan Turki untuk menyerang kelompok Kurdi di timur laut Suriah.
Media-media ini juga menyebut kemungkinan struktur baru yang berkuasa di Suriah beralih ke Rusia jika senjata tidak disuplai oleh pemain regional lainnya.
Hal ini, menurut laporan, dapat membawa masalah, termasuk bagi Israel, karena bagaimanapun tujuan utama Israel adalah mencapai target utamanya, yaitu melemahkan Hizbullah.