Beirut, Purna Warta – Serangan pesawat nirawak Israel menewaskan dua paramedis dan melukai empat lainnya di Lebanon selatan pada hari Sabtu, memicu kemarahan atas penargetan yang disengaja terhadap petugas kesehatan.
Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan bahwa “pesawat nirawak Israel menargetkan tim penyelamat pada hari Sabtu saat mereka menuju kota Ain Baal di distrik Tyre untuk melakukan pekerjaan darurat mereka.”
Tim penyelamat kedua, yang dikirim untuk membantu mereka yang terluka dalam serangan awal, juga diserang.
Kementerian mengutuk serangan tersebut, yang mengakibatkan “dua martir dan empat cedera dari kedua tim,” dan meminta masyarakat internasional untuk mengambil “sikap tegas terhadap pelanggaran hukum internasional oleh tentara Israel dan mengabaikan tindakan pencegahan apa pun.”
Serangan itu terjadi saat juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengeluarkan perintah evakuasi kepada penduduk lima kota di Lebanon selatan—Zotar Timur, Zotar Barat, Arnoun, Yahmar, dan al-Qasiba.
Mengklaim tanpa bukti bahwa kota-kota ini menampung pejuang Hizbullah, Adraee memperingatkan bahwa operasi Israel terhadap daerah-daerah itu akan segera dimulai.
Dia juga memperingatkan penduduk agar tidak pindah ke selatan, dengan menyatakan hal itu “bisa membahayakan nyawa Anda.”
Peringatan seperti itu biasanya diikuti oleh serangan udara, yang meningkatkan ketakutan di antara penduduk.
Kementerian Kesehatan Lebanon dan pejabat lainnya menuduh Israel sengaja menargetkan petugas kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa pasukan Israel telah menewaskan 226 petugas kesehatan yang sedang bertugas dan melukai 199 lainnya di Lebanon selama setahun terakhir, dengan hampir dua pertiga korban terjadi sejak ketegangan dengan Hizbullah meningkat pada bulan September.
Kampanye militer Israel di Lebanon juga telah menyebabkan kerusakan yang meluas, termasuk serangan udara yang menghancurkan sebuah gedung hunian delapan lantai di pusat kota Beirut, 2 kilometer (1,3 mil) dari gedung parlemen, tempat sedikitnya 20 orang tewas, dan 66 orang terluka dalam serangan itu.
Pemerintah Lebanon melaporkan bahwa serangan Israel telah menewaskan lebih dari 3.600 orang, melukai lebih dari 15.300 orang, dan membuat lebih dari 1 juta orang mengungsi sejak Oktober.
Selain itu, Israel menargetkan perbatasan Jousieh antara Lebanon dan Suriah, beberapa hari setelah serangan di kota Palmyra di Suriah menewaskan 36 orang.