Gaza, Purna Warta – Pasukan angkatan laut Israel melukai setidaknya satu nelayan Palestina setelah menyerang sejumlah kapal di lepas pantai utara Jalur Gaza yang terkepung, media setempat melaporkan.
Kantor berita resmi Palestina Wafa mengutip sebuah sumber melaporkan bahwa serangan itu terjadi di dekat daerah al-Sudaniya barat laut Kota Gaza pada hari Kamis (2/9) ketika para nelayan sedang berlayar dalam jarak enam mil laut dari pantai Gaza.
Pria yang terluka itu dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk menerima perawatan medis yang diperlukan.
Nelayan Palestina mendapat serangan Israel hampir setiap hari. Para nelayan yang mendekati batas penangkapan ikan ditembak atau ditahan oleh angkatan laut Israel.
Israel secara teratur menembak dan menahan nelayan Gaza atas tuduhan melintasi zona penangkapan ikan yang ditentukan, yaitu berjarak tiga mil laut.
Di bawah kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara Israel dan Palestina setelah perang Israel pada Agustus 2014, Tel Aviv setuju untuk segera memperluas zona penangkapan ikan di lepas pantai Gaza. Apabila perluasan ini disetujui hal tersebut akan memungkinkan para nelayan Palestina untuk berlayar sejauh enam mil laut dari pantai. Perjanjian tersebut juga menetapkan bahwa Israel akan memperluas wilayah secara bertahap hingga 12 mil.
Saat ini ada sekitar 4.000 nelayan di daratan pantai yang diblokade dan hanya ratusan dari mereka yang menangkap ikan secara teratur karena mereka takut ditembak atau ditangkap oleh pasukan angkatan laut Israel.
Sektor perikanan secara tradisional menjadi satu-satunya sumber pendapatan bagi ribuan keluarga di seluruh wilayah pesisir yang miskin. Sekitar 70.000 warga Palestina di Gaza mencari nafkah secara langsung atau tidak langsung dari memancing.
Serangan Israel telah membuat sebagian besar nelayan hampir tidak mungkin untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Statistik menunjukkan bahwa perikanan Gaza telah menurun tajam sejak 2007 karena serangan angkatan laut Israel dan pembatasan yang diberlakukan di daerah penangkapan ikan.
Para ahli mengatakan blokade Israel tetap menjadi akar penyebab kesulitan yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan di daerah pesisir pantai yang miskin itu.
Pasukan Israel menyerbu rumah dan menahan warga Palestina di Tepi Barat
Secara terpisah, media Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel menahan warga sipil Palestina setelah menyerbu beberapa lingkungan dan desa di sekitar kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki saat fajar pada hari Kamis (2/9).
Menurut sumber lokal, setidaknya satu pemuda Palestina dibawa secara paksa setelah pasukan Israel masuk ke rumahnya di desa Fahma, barat daya kota Jenin.
Pasukan Israel juga menyerang anggota keluarga, dengan kasar menggeledah gedung dan menyita kamera pengintai dan barang berharga lainnya.
Agen rahasia Israel menculik pemuda Palestina lainnya setelah menggeledah rumahnya di desa Jaba’ di barat daya kota Jenin. Sejumlah warga yang berkumpul untuk menghadapi tentara Israel menderita sesak nafas akibat gas air mata saat bentrokan di daerah bermasalah itu.
Di distrik Tubas, tentara Israel menculik sedikitnya dua siswa dari sekitar Tayaseer Boys School, sebelah timur kota.
Pasukan Israel juga menyerbu beberapa bagian lain dari wilayah pendudukan di mana mereka meneror warga, menghentikan kendaraan di pintu masuk lingkungan dan menggeledah mereka.
Keadaan seputar penculikan tersebut belum diketahui, tetapi pasukan Israel melakukan serangan seperti itu hampir setiap hari. Mereka membawa pergi orang-orang Palestina, yang biasanya dituduh oleh rezim bertindak melawan apa yang mereka sebut sebagai kepentingannya.
Lebih dari 7.000 warga Palestina dilaporkan telah ditahan di penjara-penjara Israel. Sebagian besar narapidana telah dipenjara di bawah praktik penahanan administratif, sebuah kebijakan di mana narapidana Palestina ditahan di fasilitas penahanan Israel tanpa pengadilan atau tuduhan.
Tel Aviv juga telah dikritik karena penggunaan kekuatan mematikan secara ekstensif dan pembunuhan di luar proses hukum terhadap warga Palestina. Hal tersebut tidak menimbulkan ancaman langsung bagi pasukan pendudukan atau pemukim Israel.