HomeTimur TengahSektor Swasta Iran & Suriah Miliki Fleksibilitas Hadapi Sanksi

Sektor Swasta Iran & Suriah Miliki Fleksibilitas Hadapi Sanksi

Damaskus, Purna Warta Menteri Ekonomi dan Perdagangan Suriah, Mohammad Samen al-Khalil, menyebutkan dalam sebuah pertemuan bahwa sektor swasta Iran dan Suriah memiliki fleksibilitas dalam menghadapi sanksi yang diterapkan pada kedua negara tersebut.

Ketua Majelis Permusyawaratan Islam Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, yang tiba di Damaskus pada selasa malam (27/7), untuk menghadiri pertemuan resmi pertamanya, mencermati petuah, saran dan tips dari sekitar 50 pengusaha, pebisnis dan aktivis ekonomi, industri dan pertanian sektor swasta Iran dan Suriah.

Baca Juga : Pasukan Yaman Lancarkan Operasi Drone Melawan Koalisi Saudi

Mohammad Bagher Ghalibaf pada awal pertemuan yang dihadiri oleh Menteri Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri Suriah, Mohammad Samen Al-Khalil, menyebutkan, “Saat ini, Anda adalah Mujahidin di arena perang ekonomi dan perdagangan dan kita semua harus bisa bekerja seperti para pejuang dan mujahidin yang berjuang dalam perang militer dan keamanan.”

Ghalibaf menambahkan, “Perjalanan dan kehadiran saya ini dilakukan dengan tujuan untuk memperluas dan memperdalam kegiatan ekonomi, pertanian dan perdagangan kedua negara.”

“Untuk alasan ini saya lebih suka mengadakan pertemuan formal pertama dengan para aktivis ekonomi dan perdagangan. Kami bertekad untuk menyediakan kondisi yang tepat bagi sektor swasta untuk berpartisipasi dalam kapasitas ekonomi kedua negara dan untuk mengembangkan sektor ini,” tegasnya.

Dalam pertemuan dengan sekitar 50 pengusaha, pebisnis dan aktivis ekonomi, industri dan pertanian dari sektor swasta Iran dan Suriah, dia menekankan bahwa semua pihak harus berfokus pada pembentukan perdagangan yang kuat antara sektor swasta Iran dan Suriah dengan mencoba menghilangkan hambatan-hambatan kegiatan sektor swasta kedua negara di berbagai bidang ekonomi.

Baca Juga : Jet-jet Tempur Saudi Terus Menyerang Berbagai Daerah Yaman

Dr Mohammad Bagher Ghalibaf, selama pertemuan dengan sekitar 50 pengusaha Iran dan Suriah dan aktivis ekonomi di Damaskus, mengucapkan selamat kepada rakyat Suriah atas suksesnya penyelenggaraan pemilihan presiden ke-11.

Ie mengatakan bahwa pemilu itu mengirimkan pesan yang jelas kepada musuh-musuh Suriah bahwa rakyat Suriah bertekad untuk mengulangi keberhasilan mereka dalam mengakhiri perang dan terorisme selama rekonstruksi dan kegiatan ekonomi negara ini.

Ghalibaf menyebut perjalanan ke Suriah untuk memperdalam kegiatan ekonomi, industri dan pertanian para aktivis di bidang ini di kedua negara dan mengatakan bahwa selain sektor publik, Iran dan Suriah harus memberikan peluang dan insentif bagi sektor swasta, dan kita bertekad untuk melakukannya.

“Untuk itu, saya mengadakan pertemuan resmi pertama saya di Suriah tentang masalah perdagangan dan bisnis, sehingga insya Allah kita dapat melihat perdagangan yang kuat antara sektor swasta Iran dan Suriah,” tambahnya.

Mohammad Bagher Ghalibaf yang menyatakan bahwa saat ini kita menyaksikan awal perang ekonomi dan sanksi terhadap negara-negara perlawanan, menggambarkan para aktivis ekonomi dan perdagangan di Iran dan Suriah sebagai mujahidin di bidang perang ekonomi dan perdagangan.

Baca Juga : Wendy Sherman Tekankan Perlunya Gencatan Senjata di Yaman

Ghalibaf melanjutkan, “Kalian harus mencoba seperti para pejuang dan mujahidin dari front militer dan keamanan untuk memenangkan perang ini juga.”

Dengan menekankan perlunya menemukan cara untuk menghadapi perang ekonomi yang dipaksakan pada negara-negara perlawanan oleh musuh, dia berkata bahwa setiap pekerjaan ekonomi membutuhkan pengaturan logistik serta memfasilitasi pertukaran keuangan dan perbankan.

“Tentu saja, setiap kegiatan ekonomi harus memiliki manfaat ekonomi yang cukup bagi sektor swasta untuk memotivasinya untuk berinvestasi di berbagai bidang,” tambah Ghalibaf

Ghalibaf menyatakan bahwa sesuai dengan keadaan yang ada, Hubungan perdagangan dan ekonomi antara sektor swasta kedua negara tidak dapat diharapkan dengan dibangun melalui jalur alami.

“Misalnya kalau kita mau menekuni bisnis di bidang komunikasi antar bank secara internasional, kita harus ke Swift,” ujarnya.

“Seperti yang kita semua tahu, ini tidak mungkin karena sanksi dan perang ekonomi musuh. Oleh karena itu, bank sentral kedua negara harus menyelesaikan masalah ini dalam sistem keuangan dan perbankan sehingga sektor swasta dapat lebih termotivasi untuk beroperasi di bidang ekonomi dan komersial,” lanjutnya.

Baca Juga : Riyadh Klaim Telah Hdapi 2 Drone Yaman dan 2 Rudal Balistik

Ghalibaf menegaskan kembali perlunya memecahkan masalah logistik, perbankan dan keuangan. ia meminta kedutaan besar Iran di Suriah, serta pejabat ekonomi dan perdagangan Suriah, untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini dan untuk memotivasi sektor swasta kedua negara.

Di akhir pertemuan tersebut, Ketua Majelis Permusyawaratan Islam Iran menyampaikan harapannya. Ghalibaf menyatakan, “Dengan menyelesaikan permasalahan yang diangkat oleh para pegiat ekonomi dalam pertemuan ini, kita akan menyaksikan perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara serta semakin besarnya aktivitas sektor swasta Iran dan Suriah di berbagai bidang.”

Menteri Ekonomi Suriah menyebutkan, “Sektor swasta antara Iran dan Suriah memiliki fleksibilitas dan kekuatan yang cukup untuk melewati sanksi.”

Menteri Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri Suriah, Mohammad Samen Al-Khalil, pada pertemuan ini juga menekankan bahwa di Iran dan Suriah, baik badan legislatif maupun eksekutif sedang melakukan upaya serius untuk mempromosikan hubungan ekonomi serta untuk menentukan kerangka ekonomi yang efisien dan komprehensif.

Dia menyampaikan, “Unggulan dari kerangka kerja ini adalah Perjanjian Strategis tentang Kerjasama Ekonomi Jangka Panjang antara Iran dan Suriah, yang sebagian telah dirumuskan dan sebagian masih memiliki kekurangan, tetapi ada motivasi dan kemauan yang serius untuk menyelesaikannya antara kedua negara.”

Baca Juga : Misi Militer AS di Suriah Tetap Tidak Berubah

Dia menambahkan bahwa sektor swasta kedua negara memiliki fleksibilitas dan kekuatan yang cukup untuk melewati sanksi yang dijatuhkan pada Iran dan Suriah.

Menteri Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri Suriah menyatakan bahwa perkembangan hubungan perdagangan kedua negara termasuk lambat.

Dia menunjuk masalah transportasi antara Iran dan Suriah, yang telah mempengaruhi perusahaan komersial dan sektor swasta kedua negara, dan mengatakan, “Proposal telah dibuat untuk membangun jalur laut yang sedang dipertimbangkan kedua negara.”

Dia juga berbicara tentang pemecahan masalah pengiriman uang; Negosiasi sedang berlangsung antara Commercial Bank of Syria dan 3 bank Iran, yang membuat kemajuan yang baik sehingga perusahaan, pengusaha dan pelaku ekonomi dalam hal ini dapat dengan mudah melakukan pertukaran keuangan.

Mohammad Samen Al-Khalil, merujuk pada isu dan permasalahan yang diangkat oleh para aktivis ekonomi Iran, menekankan bahwa pelaku ekonomi dan perusahaan-perusahaan Iran menjadi prioritas bagi kami di atas pelaku ekonomi dari negara lainnya, bahkan salah satu produsen swasta Iran yang memproduksi kaca jenis khusus di Suriah merupakan satu-satunya produsen produk ini di Suriah. Dan produknya akan segera dikirim ke beberapa negara Arab.

Baca Juga : Ledakan di Markas Pasukan Koalisi Saudi di Ma’rib, Yaman

Menteri Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri Suriah mengatakan bahwa, darah pemuda kita bercampur dalam perang melawan terorisme dan kita memiliki takdir yang sama, jadi kita harus bekerja sama untuk pembangunan ekonomi dan menghadapi perang ekonomi.

Dalam pertemuan ini, para aktivis ekonomi sektor swasta Iran dan Suriah juga menyampaikan pandangan dan kritik mereka, yang poin utamanya adalah sebagai berikut:

  1. Lemahnya sektor transportasi barang antar kedua negara.
  2. Masalah serius dalam proses pertukaran keuangan untuk pertukaran perbankan sektor swasta kedua negara.
  3. Keterlambatan yang sangat lama di bagian perizinan.
  4. Perbedaan antara standar kedua negara, yang telah menciptakan masalah bagi sektor swasta.
  5. Perlu dibentuknya komite standar bersama di bidang produk pertanian dan tekstil.
  6. Kurangnya kemauan serius pejabat ekonomi kedua negara untuk meningkatkan volume hubungan ekonomi dan memecahkan masalah.
  7. Kebutuhan untuk membentuk dewan perdagangan antara kedua negara.
  8. Tingginya biaya energi di Suriah dan perlunya dukungan dari pemerintah Suriah di bidang ini.
  9. Adanya kendala bagi perusahaan swasta Iran yang beroperasi di Suriah untuk mengekspor produk ke negara lain.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here