Beirut, Purna Warta – Pemimpin gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon menyamakan Israel dengan Nazi, meramalkan kejatuhan rezim tersebut di tengah meningkatnya kemarahan atas kekejamannya di Gaza.
Sayid Hassan Nasrallah menyamakan rezim Israel dengan Nazi di Jerman pada Perang Dunia II, dengan menyatakan bahwa rezim tersebut mempunyai peluang kecil untuk bertahan dari meningkatnya kemarahan publik atas kejahatannya di Gaza.
Baca Juga : Tentara Israel Bunuh Petugas Keamanan Mesir di Perbatasan Gaza
“Saya tidak melihat masa depan bagi rezim Nazi di kawasan ini,” kata Nasrallah dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada hari Selasa.
Nasrallah mengatakan bahwa pemboman brutal Israel terhadap tenda-tenda pengungsi di kota Rafah di Gaza selama akhir pekan hanya akan mempercepat keruntuhan dan perpecahan.
Dia mengatakan serangan itu menunjukkan bahwa Israel bahkan lebih buruk daripada Nazi, yang melakukan kejahatan keji di seluruh Eropa.
“Rezim pendudukan tidak mempunyai hati nurani atau prinsip moral dan mereka lebih buruk daripada Nazi,” katanya.
Sekitar 45 orang, termasuk banyak anak-anak, tewas dalam serangan Israel terhadap kamp tenda di Rafah pada Minggu malam, yang memicu kecaman global dan seruan penerapan perintah Pengadilan Dunia untuk menghentikan serangan Israel di Gaza.
Baca Juga : Rusia: Mongolia adalah Kandidat Berikutnya untuk Keanggotaan SCO
Serangan itu terjadi dua hari setelah Pengadilan memerintahkan Israel menghentikan agresi di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 36.000 orang sejak dimulai pada Oktober tahun lalu.
Namun, Nasrallah mengatakan tanggapan Israel terhadap seruan internasional untuk menghentikan serangan di Gaza adalah serangan udara yang menghancurkan.
Dia mengatakan skala serangan terhadap Rafah, yang terlihat pada tubuh anak-anak yang ditinggalkan, menunjukkan betapa “biadab, berbahaya, dan kejam” Zionis.
Pasukan Israel menembaki sebuah tenda kamp di “zona aman” di sebelah barat Rafah dan menewaskan sedikitnya 45 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dalam pembunuhan massal terbaru terhadap warga sipil Palestina.
Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat mengenai invasi darat Israel ke Rafah ketika Spanyol, Irlandia dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina.
Baca Juga : Kecelakaan Helikopter Raisi Sedang Dalam Investigasi Teknis
Serangan Israel yang dilancarkan pada awal Mei telah memaksa 1 juta orang meninggalkan Rafah, sebagian besar dari mereka telah beberapa kali mengungsi akibat perang berdarah Israel di Gaza.
Sejak 7 Oktober, perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 36.096 warga Palestina dan melukai 81.136 lainnya.