Damaskus, Purna Warta – Beberapa anggota militer AS dilaporkan terluka dalam operasi serangan drone terhadap pangkalan militer di provinsi Deir az-Zur, Suriah timur, ketika sentimen anti-AS terus meningkat di wilayah tersebut di tengah dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.
Beberapa sumber, yang tidak bersedia disebutkan namanya, mengatakan kepada kantor berita Sputnik Rusia bahwa serangan terhadap fasilitas di ladang minyak al-Omar pada Kamis malam mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
Baca Juga : Menteri Perang Israel Ancam Ubah Lebanon Menjadi Gaza di Tengah Meningkatnya Ketegangan
Mereka menambahkan bahwa helikopter militer AS terlihat lepas landas dari pangkalan tersebut dan menuju ke utara untuk mengangkut korban cedera ke pangkalan lain dan rumah sakit lapangan milik militer AS.
Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok payung pejuang anti-teror, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di saluran Telegramnya mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak di pangkalan militer AS.
Kelompok tersebut mencatat bahwa serangan udara tersebut dilakukan sebagai pembalasan atas dukungan AS terhadap perang berdarah Israel melawan warga Palestina di Jalur Gaza.
Perkembangan ini terjadi tak lama setelah drone tempur lainnya menyerang pangkalan militer AS di wilayah al-Rukban di tenggara Suriah. Dewan Perwakilan Rakyat AS pada tanggal 2 November mengesahkan paket bantuan militer mandiri senilai $14,3 miliar untuk Israel. Namun undang-undang tersebut belum mendapat persetujuan Senat.
Washington, yang mendukung serangan ganas Tel Aviv di Gaza sebagai sarana “pertahanan diri,” juga telah menggunakan hak vetonya terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang meminta rezim pendudukan untuk menghentikan agresinya.
Baca Juga : Yordania: Dunia Seharusnya Tidak Membiarkan Netanyahu Bertindak Seenaknya
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza, termasuk rumah sakit, tempat tinggal, dan rumah ibadah, sejak gerakan perlawanan Palestina melancarkan serangan mendadak, yang dijuluki Operasi Badai Al-Aqsa, terhadap rezim tersebut pada tanggal 7 Oktober.
Setidaknya 22.438 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh. Sebanyak 57.614 orang lainnya juga mengalami luka-luka.