Tehran, Purna Warta – Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyerukan kepada negara-negara Muslim untuk mendesak diakhirinya kekejaman Israel yang sedang berlangsung terhadap Jalur Gaza yang terkepung, dan menjatuhkan sanksi terhadap rezim Tel Aviv, serta menghentikan ekspor minyak dan barang ke wilayah pendudukan.
Baca Juga : Iran Peringatkan Israel dan AS Akan Ada Kejutan Lain Jika Pemboman Gaza Berlanjut
Ayatullah Khamenei menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan para pelajar dari seluruh negeri pada hari Rabu, menjelang Hari Pelajar Nasional dan Hari Nasional Melawan Arogansi Global, yang dirayakan oleh masyarakat Iran pada tanggal 4 November.
Pemimpin memuji orang-orang Palestina atas perlawanan dan ketabahan mereka dalam menghadapi kekejaman Israel di Jalur Gaza yang terkepung, dan menyatakan bahwa ketahanan mereka telah membangkitkan hati nurani manusia.
“Yang harus ditegaskan oleh negara-negara Muslim adalah penghentian segera kejahatan Israel di Gaza. Mereka harus segera menghentikan pemboman di Gaza, dan menghentikan ekspor minyak dan komoditas lainnya ke rezim Zionis,” katanya.
“Negara-negara Muslim tidak boleh bekerja sama secara ekonomi dengan rezim Zionis, dan harus mengecam bencana dan kejahatan ini dengan lantang dan tanpa ragu-ragu di semua forum internasional.”
“Skala dan keadaan dari apa yang sedang terjadi harus diklarifikasi. Rezim Zionis harus dikutuk, dan seluruh dunia Muslim harus dimobilisasi untuk melawannya,” tambahnya.
Baca Juga : Barat Tetap Dukung Rezim Zionis setelah 106 Tahun Deklarasi Balfour
‘Warga Gaza membangkitkan hati nurani manusia dengan perlawanan mereka’
Ayatullah Khamenei memuji orang-orang Palestina atas perlawanan dan ketabahan mereka dalam menghadapi serangan gencar Israel di Jalur Gaza, dan mengatakan bahwa ketahanan mereka membangkitkan hati nurani manusia.
Pemimpin Revolusi tersebut mencatat bahwa para pengunjuk rasa di negara-negara Barat, Inggris, Perancis, Italia dan berbagai negara bagian AS telah turun ke jalan secara massal dan meneriakkan slogan-slogan yang mengecam Israel dan Amerika Serikat.
“Ini benar-benar memalukan bagi mereka, dan mereka tidak dapat memulihkan atau membenarkannya,” kata Imam Besar.
“Dunia Muslim tidak boleh lupa bahwa selama isu kritis di Gaza, pihak yang menentang Islam dan bangsa Palestina yang tertindas adalah Amerika Serikat, Perancis dan Inggris.”
“Dalam transaksi, persamaan dan analisisnya, dunia Muslim tidak boleh melupakan pihak-pihak yang menentang dan memberikan tekanan terhadap rakyat Palestina yang tertindas,” tambah Ayatollah Khamenei.
Baca Juga : Di Majelis PBB, Iran Kecam Iranofobia yang Disebar Israel
Ia melanjutkan, isu sentral saat ini bukanlah perang Israel di Gaza, melainkan pertarungan antara kebenaran dan kepalsuan, serta pertarungan antara kekuatan iman dan kekuatan arogansi.
“Tentu saja, kekuatan arogansi datang bersamaan dengan tekanan militer, pemboman, serta bencana dan kejahatan; namun kekuatan iman akan mengatasi semua ini berkat kasih karunia Tuhan.”
‘Tidak ada rezim Israel tanpa bantuan AS’
Beliau juga mengatakan, “Pukulan terhadap rezim Zionis tidak dapat diperbaiki. Saya mengatakan ini di awal, saya tekankan sekarang, dan saya ulangi. Kini secara bertahap terlihat dari kata-kata para pejabat rezim Zionis bahwa pukulan yang mereka terima bukanlah pukulan yang dapat dikompensasi. Mereka tidak dapat memberikan kompensasi.”
“Rezim Zionis kini tidak berdaya dan kebingungan. Tel Aviv berbohong kepada rakyatnya sendiri. Fakta bahwa mereka menyatakan keprihatinan mengenai tawanan mereka di tangan orang Palestina juga merupakan suatu kebohongan. Kebohongan ini karena ketidakberuntungan. Pemboman Israel mungkin akan membunuh tawanan mereka sendiri.”
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa, “Sekarang, rezim Zionis berada dalam keterkejutan dan kebingungan. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Jika bukan dan tidak ada bantuan dari Amerika Serikat, rezim Zionis pasti akan runtuh dalam hitungan hari.”
Baca Juga : Kantor HAM PBB Sebut Serangan Udara Israel ke Jabalia adalah Kejahatan Perang
AS dipermalukan oleh pengambilalihan kedutaan tahun 1979
Di bagian lain dalam sambutannya, Ayatullah Khamenei menggambarkan pengambilalihan kedutaan besar AS di Tehran pada tahun 1979 oleh mahasiswa sebagai pukulan telak bangsa Iran terhadap Washington.
“AS dipermalukan pada tanggal 4 November 1979. Ini pukulan bangsa Iran terhadap Amerika,” ujarnya.
Rahbar menjelaskan bahwa Amerika Serikat merugikan bangsa Iran pada dua kesempatan pada tanggal 4 November, salah satunya pada tahun 1964, ketika mereka memaksa Ayatullah Ruhullah Khumaini, mendiang pendiri Revolusi Islam, ke pengasingan, dan pada saat yang sama ketika terjadi pembantaian mahasiswa di Tehran pada tahun 1978, di tangan rezim Pahlavi sebelumnya.
“Pada hari-hari penting revolusi bangsa Iran, polisi Syah membantai mahasiswa tepat di depan Universitas Teheran,” katanya.
Baca Juga : Putin Kirim Pesan untuk Presiden Raisi
“Sepuluh bulan setelah kemenangan Revolusi, para mahasiswa memasuki kedutaan AS [pada tanggal 4 November 1979], mengambil alih misi, dan mengungkapkan rahasia dan dokumen rahasia yang disimpan di sana,” tegas beliau.