Beirut, Purna Warta – Pidato Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon pada peringatan kesyahidan para Komandan poros Perlawanan, berbicara tentang perjuangan poros perlawanan, urusan dalam negeri Lebanon dan permasalahan di kawasan.
Sayyid Hasan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah di Lebanon, berbicara pada kesempatan hari kesyahidan dari para komandan poros perlawanan syahid Emad Mughniyah, komandan lapangan pasukan Hizbullah.
Di awal pidatonya, Sayyid Hassan Nasrullah menceritakan masalah peringatan awal revolusi Bahrain dan mengatakan bahwa revolusi ini memasuki peringatannya kesepuluh tahun sejak revolusi muncul. Rakyat Bahrain melakukan revolusi karena para penguasa Bahrain ini telah mengubah negara ini menjadi pusat normalisasi hubungan dengan rezim Zionis.
Dia mengatakan bahwa rakyat Bahrain sedang berusaha mengembalikan negara mereka pada keadaan aslinya dan mendukung masalah utama umat Islam yakni Palestina.
Sayyid Hasan Nasrullah juga merujuk pada peringatan kemenangan Revolusi Islam Iran, dan mengatakan bahwa 42 tahun telah berlalu sejak kemenangan revolusi yang penuh berkah ini dan Republik Islam Iran telah berhasil melawan ketidakadilan, dan maju di segala bidang hingga sekarang menjadi suatu negara yang memiliki kekuatan regional yang besar.
Sekretaris Jenderal Hizbullah di Lebanon mengacu pada hari ini (16/2) dan mengatakan bahwa salah satu ciri kepribadian umum yang paling penting dari para komandan perlawanan syuhada adalah bahwa jiwa mereka dilebur dalam perjuangan dan perlawanan dan menanggung semua kesulitan serta mengorbankan hidup mereka untuk membangun dan menuju kemenangan.
Sayyid Hasan Nasrullah mengatakan bahwa kita sekarang membutuhkan semangat para syuhada seperti Emad Mughniyah dalam mengembangkan rencana strategis poros perlawanan di kawasan dan di Lebanon.
“Sayyid Abbas al-Musawi [Sekretaris Jenderal Syuhada Hizbullah] memiliki kehidupan yang sederhana, diketahui bahwa rumah Sayyid Abbas adalah mobilnya sendiri. Hari ini, situasi dan fasilitas kami dalam perlawanan jauh lebih baik daripada di masa lalu,” ujarnya.
Sayyid Hassan Nasrullah merujuk pada kehidupan Syahid Syekh Ragheb dan berkata bahwa “Syekh Ragheb Harb [salah satu pemimpin dari para syuhada poros perlawanan Lebanon] ketika Lebanon penuh dengan kedatangan tentara Israel, ketika tentara Israel mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, dia menolak membalas jabat tangan mereka.
Sekretaris jenderal Hizbullah melanjutkan: “Hari ini, kami, setelah melihat beberapa pihak dari mereka yang mencoba untuk menormalkan hubungan dengan musuh Israel, membutuhkan sikap tegas seperti Sheikh Ragheb Harb.”
Baca juga: Tiga Serangkai Eropa Tuduh Iran, Ini Respon Pedas Menlu Zarif