Riyadh, Purna Warta – Seorang jurnalis Mesir dan aktivis hak asasi manusia yang vokal, yang mengkritik perang Arab Saudi di Yaman dan pendudukan Israel di Palestina, telah dibebaskan dari kurungan di Saudi setelah hampir satu tahun dipenjara.
Baca Juga : Iran Ekspor Ekstrak Jamu ke Eropa dan Amerika
Berita tentang penahanan Rania al-Assal di Arab Saudi mencuat setelah dia menghilang pada Maret lalu saat menunaikan ibadah umrah di kota suci Makah.
“Saya dibebaskan dari penjara Saudi. Saya tidak mengalami kekerasan fisik atau psikologis apa pun,” katanya dalam postingan di platform media sosial X pada hari Senin (22/1), berjanji untuk terus memperjuangkan keyakinannya.
Setelah dia menghilang, menjadi jelas bahwa dia ditangkap oleh pasukan keamanan Arab Saudi dan dipindahkan ke lokasi yang dirahasiakan.
Teman-teman Al-Assal di Mesir dan Lebanon kemudian mengungkapkan bahwa dia ditahan tanpa komunikasi sejak 11 Februari 2023 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Dalam sejumlah postingan sebelum penangkapannya, jurnalis asal Mesir ini mempertanyakan pihak berwenang Saudi karena menamai salah satu gerbang Masjid al-Haram yang mengelilingi Ka’bah dengan nama raja Saudi.
“Apakah ada orang dari keluarga Bani Saud (keluarga penguasa kerajaan) yang membangun Ka’bah, atau bahkan ikut serta dalam penghancuran berhala-berhala di sekitarnya, atau bahkan pembebasannya,” tanya al-Assal dalam postingan di X.
Dia secara terbuka mengkritik kerajaan dan sekutunya Uni Emirat Arab atas serangan militer mereka terhadap Yaman yang menewaskan puluhan ribu warga Yaman.
Baca Juga : Iran Menerima Sinyal Pertama dari Satelit yang Baru Diluncurkan
Al-Assal juga mengecam pendudukan rezim apartheid Israel di Palestina. “Ya, Emirates dan Arab Saudi tidak berperang melawan Yaman dan Israel tidak menduduki Palestina. Tentu, masalahnya ada pada kita sebagaimana kita melihat khayalan,” tulis salah satu postingan X-nya dengan nada sarkastik.