Baghdad, Purna Warta – Ulama Syiah berpengaruh di Irak, Muqtada al-Sadr mengatakan bahwa dia tidak akan berpartisipasi dalam pemilihan parlemen mendatang pada Oktober mendatang dan menahan dukungannya untuk partai mana pun.
Dalam pidato lima menit di saluran TV pribadinya pada hari Kamis (15/7), Sadr menyatakan bahwa dia akan menghindari pemungutan suara untuk parlemen di mana blok Saeroon-nya sekarang menjadi yang terbesar dengan 54 dari 329 kursi.
Ulama itu juga mengatakan bahwa dia menarik dukungannya dari pemerintah saat ini dan pemerintah yang akan dipilih untuk menggantikannya.
“Saya tidak akan ambil bagian dalam pemilihan ini karena bangsa lebih penting dari ini,” kata Sadr dalam pidato yang disiarkan televisi, seraya menambahkan, “Saya menarik dukungan saya dari siapa pun yang mengklaim mereka milik kami dalam pemerintahan saat ini dan yang akan datang.”
Ulama terkemuka itu dalam komentar singkatnya juga mengatakan bahwa dalam politik Irak setiap orang dinodai dengan korupsi dan tidak seorang pun dapat dimintai pertanggungjawaban.
Pernyataan itu muncul sehari setelah dia memperingatkan pemerintah Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi bahwa Sadr akan menganggapnya bertanggung jawab jika gagal mengambil tindakan atas kebakaran dahsyat baru-baru ini di sebuah rumah sakit pelatihan di selatan negara itu.
Api mengamuk melanda rumah sakit di kota Nasiriyah Irak selatan pada hari Selasa (13/7). Dilaporkan bahwaa kebakaran tersebut telah menewaskan lebih dari 90 orang. Kebakaran tersebut terjadi di ruang isolasi yang digunakan untuk merawat pasien COVID-19.
Itu adalah pengingat kepedihan dari kebakaran serupa yang menimpa rumah sakit Ibn Khatib di ibukota Baghdad awal tahun ini, yang mana kebakaran tersebut telah menewaskan lebih dari 110 orang.
Pemungutan suara parlemen pada bulan Oktober akan diadakan di bawah undang-undang pemilihan baru dengan mengurangi jangkauan daerah pemilihan dan menghilangkan pemungutan suara berbasis daftar yang mendukung suara untuk kandidat individu.
Blok politik Sadr muncul sebagai blok terbesar dalam pemilihan parlemen 2018. Tahun lalu, Sadr mengatakan dia ingin perdana menteri berikutnya menjadi anggota partainya untuk pertama kalinya.