Saat Ini Tidak Ada Negosiasi tentang Normalisasi Hubungan antara Damaskus dan Ankara

Saat Ini Tidak Ada Negosiasi tentang Normalisasi Hubungan antara Damaskus dan Ankara

Damaskus, Purna Warta Menteri Luar Negeri Suriah mengatakan, “Saat ini tidak ada negosiasi tentang normalisasi hubungan antara Damaskus dan Ankara.”

Faisal al-Mekdad, Menteri Luar Negeri Suriah, menyatakan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Sputnik bahwa saat ini tidak ada negosiasi tentang normalisasi hubungan antara Damaskus dan Ankara.

Baca Juga : Standar Ganda AS atas Kematian Mahsa Amini

Dia menjelaskan: ketidakpatuhan Turki merupakan hambatan yang menghambat proses penyelesaian masalah Suriah berdasarkan proses Astana.

Al-Mekdad mengatakan: Astana adalah satu-satunya kerangka kerja yang layak untuk menyelesaikan situasi di Suriah.

Baru-baru ini, ada laporan pembicaraan di belakang layar antara pejabat keamanan Turki dan Suriah sebagai awal untuk menyelesaikan kasus keamanan dan kedua belah pihak bergerak menuju negosiasi masalah politik.

Dan dalam hal ini, surat kabar Suriah Al-Watan pekan lalu melaporkan, mengutip sumber diplomat Barat di Ankara, tentang kemajuan dalam negosiasi antara Turki dan Suriah dan kemungkinan pertemuan antara menteri luar negeri kedua negara di waktu dekat, mungkin di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sumber tersebut menambahkan: Perundingan di tingkat diplomatik dengan Damaskus akan dimulai bulan depan dan akan mencapai puncaknya dengan pertemuan para menteri luar negeri kedua negara bulan depan atau sebelum akhir tahun ini.

Baca Juga : Kenapa Turki Berpaling ke Suriah?

Menurut sumber-sumber ini, negosiasi yang disebutkan telah berkembang dalam sejumlah kasus yang dibahas, yang paling penting adalah rencana penarikan pasukan pendudukan Turki yang jelas dari sebagian besar wilayah Suriah.

Al-Watan menulis: Sumber-sumber ini, dengan menunjukkan bahwa pertemuan Menteri Luar Negeri Faisal Mekdad dan timpalannya dari Turki Mevlut Cavusoglu, bahkan jika itu bukan resmi pada tahap saat ini, dapat terjadi segera mungkin, menjelaskan bahwa ini mungkin terjadi di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB ke-77 di New York, yang akan berlangsung dari tanggal 20 hingga 26 September 2022, dan para diplomat senior kedua negara, dengan tujuan mencairkan batu es ketegangan yang telah ada selama lebih dari satu dekade.

Menurut sumber-sumber tersebut, pengulangan pernyataan dan kebocoran informasi tentang kasus strategi Erdogan dan partainya yang berkuasa (partai Keadilan dan Pembangunan) dalam beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa pihak Turki tertarik pada kemajuan pesat dalam negosiasi keamanan dan militer dan mentransfer negosiasi ini ke arena politik yang penting untuk menentukan masa depan hubungan antara kedua negara dan mengakhiri pemisahan di antara mereka.

Dengan dimulainya krisis Suriah pada 2011 dan berubah menjadi perang internasional, Turki, Amerika Serikat, Arab Saudi, Prancis, dan Inggris praktis berpihak pada teroris. Dan dukungan dan logistik mereka selama tahun-tahun ini secara langsung berada dalam tanggung jawab Ankara. Tetapi setelah lebih dari 11 tahun berlalu sejak krisis Suriah dan kekalahan kelompok-kelompok teroris dan perubahan perhitungan perang ini yang menguntungkan Damaskus, semua pendukung teroris menyadari bahwa pemerintah Damaskus tidak akan dikalahkan dengan mudah dan mereka harus mengubah cara dan pemikiran mereka.

Baca Juga : Menteri Luar Negeri Saudi: Kami Bermaksud Menjalin Hubungan Positif Dengan Iran

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Senin lalu, mengatakan: Moskow menyambut baik kesiapan Erdogan untuk bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan dalam konteks ini mendukung gagasan pertemuan antara menteri luar negeri Suriah dan Turki dan siap membantu dalam pertemuan ini.

Mikhail Bogdanov menambahkan: Kami percaya bahwa pertemuan ini dapat bermanfaat. Kita berbicara tentang membangun kontak antara kedua belah pihak.

Dia menambahkan: Sekarang kontak antara kedua belah pihak diadakan di tingkat intelijen dan militer.

Bogdanov mengatakan: Moskow ingin menormalkan hubungan antara Ankara dan Damaskus, dan jika mereka menginginkan dan membutuhkannya, kami siap mengkondisikan hal ini, dan menyiapkan persiapan yang dibutuhkan.

Surat kabar Turki Hurriyet mengutip Presiden Recep Tayyip Erdogan yang mengatakan bahwa jika Bashar Assad menghadiri KTT Shanghai di Samarkand, dia siap untuk bertemu dengannya.

Sebelumnya, surat kabar Turki “Türkiye Gazetesi” tentang pembicaraan antara Suriah dan Turki, menulis: Dalam pembicaraan antara Damaskus dan Ankara, pemerintah Suriah telah mengajukan lima tuntutan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Ankara.

Baca Juga : Mahsa Amini dan Zainab Essam; Dua Kematian dalam Satu Permainan Politik Media Barat

Surat kabar ini menulis: Kondisi pertama Suriah adalah bahwa Damaskus mendapatkan kembali kendali atas provinsi Idlib, dan kondisi kedua juga menekankan bahwa penyeberangan Bab Al-Hawa dan pabean-pabean penyeberangan perbatasan Kesab berada di bawah kendali pemerintah Suriah. Juga, Damaskus harus memiliki kendali penuh atas jalur perdagangan yang dikenal sebagai “M4” sebagai jalur komunikasi antara Deir Ezzor-Hasakah dan Aleppo-Latakia.

Menurut laporan ini, pemerintah Suriah juga menginginkan dukungan Turki untuk pencabutan sanksi Eropa dan Amerika terhadap individu dan perusahaan yang terkait dengan pemerintah Suriah.

Surat kabar itu juga mengumumkan bahwa Suriah ingin bekerja sama dengan Turki di bidang memerangi terorisme dan mendapatkan kembali kendali pemerintah pusat Damaskus atas sumur-sumur minyak Suriah, serta dukungan di bidang pembangunan bendungan, jalan raya, listrik, lembaga pendidikan, air dan pertanian.

Menurut surat kabar ini, di antara isu-isu yang dibahas antara kedua belah pihak adalah dukungan Turki untuk kembalinya Suriah ke Liga Arab, Organisasi Kerjasama Islam dan lembaga dan organisasi internasional serupa lainnya.

Türkiye Gazetesi lebih lanjut menyatakan bahwa Turki juga memiliki tuntutan dalam hal ini. Delegasi Turki menuntut pembersihan total daerah-daerah di bawah kendali unit Kurdi, Partai Pekerja Kurdistan (PKK) cabang Suriah, penghapusan total ancaman teroris di perbatasan, penyelesaian langkah-langkah politik dan proses integrasi militer antara oposisi dan Damaskus, serta pemulangan dan pemukiman kembali pengungsi Suriah yang aman di negara mereka.

Baca Juga : AUKUS: Australia Semakin Dekat untuk Memperoleh Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Menurut media ini, Ankara juga menginginkan Homs, Damaskus dan Aleppo menjadi daerah uji untuk pemulangan pengungsi Suriah secara aman pada tahap pertama, dan kemudian daerah lain akan ditentukan untuk hal ini.

Surat kabar Turki ini lebih lanjut mengumumkan bahwa menerapkan proses negosiasi Jenewa, merancang konstitusi yang demokratis dan mengadakan pemilihan umum yang bebas adalah di antara tuntutan lain yang diajukan oleh pihak Turki.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *