Beirut, Purna Warta – Pertemuan Perdana Menteri yang ditugaskan membentuk Kabinet baru dengan Presiden Lebanon berakhir tanpa kata final.
Dikutip dari media Lebanon, 22/3, setelah pertemuan dengan Presiden Michel Aoun di Istana, PM Saad Hariri menyatakan, “Presiden Michel Aoun memberikan kepada saya sebuah kertas yang memuat nama-nama sepertiga tim politiknya.”
“Ini telah melanggar ketentuan dan dia (Presiden) tidak terima,” jelasnya. Karena menurut Saad Hariri, berdasarkan UUD Lebanon, Perdana Menteri yang bertugas untuk membangun Kabinet tidak diperbolehkan menerima surat ajuan.
“Daftar nama Menteri, yang dikirim Michel Oun kemarin, tidak bisa diterima. Karena PM yang ditugaskan membentuk Kabinet tidak diizinkan mengambil kertas nama dari sana dan sini,” jelasnya.
Dikutip dari surat kabar Al Jadeed, Saad Hariri mengatakan, “Dalam pertemuan terakhirku dengan Presiden Michel Aoun, disepakati bahwa hari ini, Senin (22/3), juga dijadwalkan pertemuan. Namun sangat disayangkan sekali, dia (Presiden) mengirim kepada saya daftar kombinasi Kabinet, yang memuat sepertiga tim politiknya. Dan dia ingin saya mengabulkan daftar tersebut.”
“Dengan segala rasa hormat saya kepada Bapak Presiden, saya kirim pesan bahwa kombinasi nama akan saya pandang sebagai sesuatu yang tidak berarti. Karena tugas Presiden bukan membentuk Kabinet dan menuntut PM untuk menyetujui kombinasi (ajuannya) tersebut,” tegasnya.
Sementara sumber dekat dengan Presiden, kepada Al Jadeed mengatakan bahwa Hariri sangat mendesak agar segera ke Baabda. Dia marah dan berusaha memangkas pertemuan hingga tak lebih dari 10 menit.
Menurut koresponden tersebut, Presiden Lebanon, Michel Aoun berusaha merundingkan pembentukan Kabinet dengan Saad Hariri. Tapi dialog buntu, tidak menemui jalan keluar yang disetujui keduanya.
Dan Presiden Michel Aoun, hari Rabu (17/3), mengkritik Saad Hariri dan menyebutnya gagal. Tapi keduanya masih menyetujui jadwal untuk bertemu pada hari kemarin, Senin 22/3.
Baca juga: Pembentukan Kabinet Lebanon Mengalami Kemajuan Setelah Pernyataan Sayyid Hasan Nasrullah