Rusia Ungkap Kerja Sama AS dan Teroris untuk Kacaukan Suriah

Rusia Ungkap Kerja Sama AS dan Teroris untuk Kacaukan Suriah

Damaskus, Purna Warta Badan intelijen luar negeri Rusia mengumumkan kelanjutan tindakan kerja sama Amerika Serikat dengan kelompok-kelompok teroris di Suriah untuk melemahkan posisi pemerintah yang sah di negara ini.

Badan Intelijen luar negeri Rusia mengumumkan bahwa Amerika Serikat terus menggunakan kelompok-kelompok teroris di bawah kendalinya di Suriah untuk melemahkan posisi pemerintah sah negara Suriah.

Baca Juga : Damaskus: Amerika Tidak Mementingkan Kebutuhan Para Korban Gempa

Menurut kantor berita Sputnik, badan intelijen ini menambahkan bahwa Amerika Serikat berencana untuk mengirim puluhan van yang dilengkapi dengan senapan mesin dan rudal berat ke kelompok-kelompok teroris di Suriah.

Lembaga pemerintah Rusia ini melanjutkan dengan menyatakan bahwa kerjasama erat Amerika Serikat dengan teroris, termasuk ISIS, menunjukkan terorisme pemerintahan Amerika.

Lembaga Rusia ini juga mengumumkan bahwa Washington berencana membentuk brigade teroris di Suriah untuk memprovokasi konflik di barat daya, tengah negara Suriah, dan timur Efrat.

Menurut peringatan itu, Amerika Serikat mengoordinasikan operasi sabotase ISIS dari pangkalan militernya di Al-Tanf di Homs, Suriah.

Menurut dinas intelijen luar negeri Rusia, Amerika Serikat berencana menggunakan kelompok-kelompok teroris di Suriah untuk menculik tentara Rusia dan Iran.

Baru-baru ini, Perwakilan Florida – negara bagian Amerika Serikat yang terletak di Amerika Serikat tenggara – Matt Gates, yang memperkenalkan undang-undang untuk menarik pasukan Amerika Serikat dari Suriah, menyatakan bahwa para pemberontak yang didanai Washington untuk melawan Presiden Suriah Bashar Al-Assad mengibarkan bendera ISIS.

Baca Juga : Yaman Siap Lakukan Tindakan Apapun Untuk Lawan Kehadiran Militer Asing

Para Anggota Dewan Perwakilan Amerika Serikat baru-baru ini menolak usulan resolusi yang mengharuskan pemerintah negara ini untuk menarik para pasukan militernya dari Suriah dalam waktu 180 hari, sehingga militer AS terus menduduki utara dan timur Suriah, untuk bisa mencuri minyak dan sumber daya alam lainnya.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Suriah, juga mengecam kunjungan ilegal Kepala Staf Gabungan Angkatan Darat Amerika Serikat ke timur laut Suriah, dan menegaskan bahwa Amerika Serikat harus segera berhenti melanggar hukum internasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *