Damaskus, Purna Warta – Seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa menurut informasi yang diterima, teroris dari kelompok Haiat Tahrir al-Sham berencana untuk melakukan serangan kimia terhadap warga sipil di provinsi Idlib Suriah.
Wakil kepala Pusat Rekonsiliasi Suriah di Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Senin malam (8/2) bahwa teroris di Suriah berencana melakukan serangan kimia di daerah Kabana di provinsi Idlib Suriah.
Menurut Sputnik, Laksamana Alexander Karpov, wakil direktur Pusat Rekonsiliasi Kementerian Pertahanan Rusia, mengatakan bahwa menurut informasi yang diterima, teroris yang berafiliasi dengan Haiat Tahrir Al-Syam sedang mempersiapkan langkah-langkah provokatif di wilayah zona aman di Idlib.
“Para teroris berencana untuk melakukan serangan kimia di kamp khusus yang didirikan di desa Kabana di provinsi Idlib, dengan itu mereka hendak menuduh pasukan pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia kepada warga, dan melukai serta mengorbankan penduduk setempat,” kata pejabat senior militer Rusia.
Pusat Rekonsiliasi Kementerian Pertahanan Rusia didirikan pada bulan Februari 2016 untuk mengoordinasikan pengiriman bantuan kemanusiaan dan penandatanganan perjanjian tentang kelompok bersenjata ilegal di Suriah.
Pada tahun 2018, oposisi Suriah mengklaim bahwa serangan kimia telah terjadi di kota timur Duma, menyusul kemajuan tentara Suriah di wilayah tersebut. Negara-negara Barat menuduh pemerintah Suriah tanpa penyelidikan lapangan bertanggung jawab atas dugaan serangan tersebut. Pada April 2018, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis melakukan serangan dengan targetan Suriah dengan dalih yang sama. Serangan itu dilakukan oleh mereka sebelum dilakukan penyelidikan oleh para ahli dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia.
Suriah dan Rusia telah berulang kali membantah tuduhan bahwa Damaskus menggunakan senjata kimia di Duma. Tuduhan terhadap Damaskus muncul saat pemerintah Suriah bekerja sama dengan Rusia dan di bawah pengawasan negara dan organisasi internasional, termasuk Amerika Serikat dan PBB menghancurkan semua senjata kimianya pada tahun 2013.
Provinsi Idlib adalah salah satu benteng terakhir teroris dan pemberontak di Suriah, yang sebagian dikendalikan oleh teroris kelompok Tahrir al-Sham (sebelumnya bernama Jabhat al-Nusra).
Baca juga: Politisi Amerika: Serangan AS Terhadap Suriah Adalah Hadiah Untuk ISIS