Masyhad, Purna Warta – Rakyat Iran berduka atas peringatan kesyahidan Imam kedelapan Muslim Syiah Ali ibn Musa al-Ridha di tempat sucinya di Masyhad, barat laut Iran.
Makam Imam Ridha menjadi tuan rumah bagi para peziarah yang datang ke situs suci tersebut untuk berduka atas peringatan kesyahidan Imam Ridha pada malam peringatan kesyahidannya.
Baca Juga : Warga Iran Ikut Tandatangani Petisi Terbesar Menentang Penodaan Al-Qur’an
Situs suci Imam Ridha as juga menjadi tuan rumah bagi orang-orang yang berkumpul di sana untuk memperingati wafatnya Nabi Islam Muhammad bin Abdullah saw dan peringatan kesyahidan Imam Hasan pada hari Rabu (13/9).
Sabtu, 16 September 2023 atau 30 Safar 1445 H merupakan peringatan syahidnya Imam Ridha as, Imam Syiah kedelapan. Ali bin Musa bin Ja’far as yang terkenal dengan Imam Ridha as (148-203 H) adalah Imam Kedelapan mazhab Syiah Itsna Asyariyah. Ia memegang tampuk kepemimpinan selama 20 tahun, yang mana 10 tahun sezaman dengan kekhalifahan Harun al-Rasyid, 5 tahun sezaman dengan kekhalifahan Muhammad Amin dan 5 tahun sezaman dengan kekhalifahan Ma’mun. Dalam riwayat yang dinukil dari Imam Jawad as disebutkan bahawa lakab Ridha diberikan oleh Allah kepada ayahnya.
Baca Juga : Menteri Pertahanan: Iran Dapat Balas Pencurian Minyak AS Dalam Skala Yang Lebih Besar
Tempat kelahirannya adalah kota Madinah kemudian dipanggil secara paksa oleh Ma’mun Abbasi ke Khurasan dan dijadikan sebagai wali ahd (baca: putra mahkota) atas desakan Ma’mun Abbasi. Imam Ridha as dalam perjalanannya menuju Khurasan dari kota Madinah telah menyampaikan sebuah hadis yang terkenal yaitu silsilah al-dzahab (mata rantai emas) di kota Neisyabur. Makmun menyelenggarakan beberapa forum dialog antara Imam Ridha as dan para pembesar agama dan mazhab lainnya, yang hal ini menyebabkan semua orang mengakui keunggulan dan keilmuannya.
Imam Ridha as mati syahid di tangan Ma’mun di kota Thus. Pusaranya terletak di Masyhad dan menjadi tempat ziarah jutaan kaum muslimin dari pelbagai penjuru dunia.