Raja Yordania dan Biden Tekankan Pentingnya Redakan Ketegangan di Yerusalem

Raja Yordania dan Biden Tekankan Pentingnya Redakan Ketegangan di Yerusalem

Amman, Purna Warta Raja Yordania Abdullah setuju dengan Presiden AS Joe Biden tentang perlunya mencegah terulangnya konfrontasi baru-baru ini di tempat-tempat suci Muslim Yerusalem (al-Quds) yang memicu kekhawatiran konflik yang lebih luas, kata media pemerintah yang dikutip Reuters pada Senin (25/4).

Dalam panggilan telepon pada hari Senin (25/4), Raja Abdullah mengatakan bahwa landasan perdamaian adalah penyelesaian konflik Palestina-Israel yang komprehensif berdasarkan solusi dua negara.

Baca Juga : Biden Segera Kunjungi Yerusalem

“Yang Mulia (Raja Yordania) dan Presiden Biden menekankan pentingnya koordinasi yang berkelanjutan dan bekerja di semua tingkatan untuk mencegah terulangnya serangan terhadap kota Yerusalem dan tempat-tempat sucinya serta rakyatnya yang akan menggagalkan peluang untuk mencapai perdamaian dan mendorong ke arah lebih banyak ketegangan,” ucap pernyataan Kata Kantor Berita Negara Petra.

Kerajaan Yordania yang merupakan pengelola situs Muslim dan Kristen di Kota Tua, telah mempelopori aksi-aksi diplomatik untuk menekan Israel, yang dianggap memulai ekskalasi di kompleks Aqsa.

Konfrontasi yang terjadi sejak awal bulan suci Ramadhan yang bertepatan dengan Paskah telah meningkatkan ketegangan keagamaan di tengah kekhawatiran internasional tentang peningkatan kembali konflik Israel-Palestina yang lebih luas.

Baca Juga : Utusan Iran: Masjid Al-Aqsa Harus Dilindungi Hukum Internasional

Yordania dan negara-negara Arab lainnya menuduh Israel dalam pertemuan pada hari Kamis di Amman membatasi hak beribadah umat Islam sementara mengizinkan orang-orang Yahudi ultra-nasionalis di bawah perlindungan polisi untuk memasuki kompleks Masjid.

Israel, yang menyangkal bertanggung jawab atas eskalasi kekerasan, mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya memberlakukan larangan lama terhadap shalat Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsa, menolak tuduhan Liga Arab bahwa mereka mengizinkan ibadah semacam itu terjadi. .

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Israel menghentikan kunjungan orang Yahudi selama hari-hari terakhir Ramadhan.

Baca Juga : Sekjen OKI Sebut Al-Aqsa Hanya Milik Ummat Islam

Al-Aqsa berada di atas dataran tinggi Kota Tua Yerusalem Timur, yang direbut Israel dalam perang 1967 dan dianeksasi dalam sebuah langkah yang belum mendapat pengakuan internasional. Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Negara masa depan yang mereka harapkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *