New York, Purna Warta – Presiden Republik Islam Iran, Sayyid Ebrahim Raisi, menyatakan dalam sebuah kesempatan bahwa tidak ada agenda pertemuan dengan presiden Amerika Serika, Joe Biden.
“Saya tidak berpikir bahwa pertemuan seperti itu akan terjadi,” kata Ibrahim Raisi kepada program 60 Menit CBS News selama wawancara yang dilakukan pada hari Selasa, yang saluran tersebut akan disiarkan secara penuh pada hari Minggu.
Baca Juga : Truss Siap Pimpin Inggris di Tengah Tantangan Politik dan Ekonomi
Raisi berkomentar ketika ditanya, “Apakah Anda terbuka untuk pertemuan dengan Presiden Biden? Sebuah tatap muka?” menambahkan, “Saya tidak percaya mengadakan pertemuan atau berbicara dengannya akan bermanfaat.”
Presiden Iran juga ditanya apakah dia bisa melihat perbedaan antara pemerintahan Biden dan pemerintahan pendahulunya Donald Trump.
“Pemerintahan baru di AS, mereka mengklaim bahwa mereka berbeda dari pemerintahan Trump,” kata Raisi, menambahkan, “Mereka telah mengatakannya dalam pesan mereka kepada kami. Tetapi kami belum menyaksikan perubahan apa pun dalam kenyataan.”
Amerika Serikat, di bawah mantan presiden Donald Trump telah meninggalkan perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia pada Mei 2018.
Dengan keluar dari perjanjian, Trump memulihkan sanksi terhadap Iran sebagai bagian dari apa yang disebutnya kampanye “tekanan maksimum” terhadap negara itu. Sanksi tersebut diberlakukan hingga hari ini oleh pemerintahan Joe Biden, meskipun telah berulang kali mengakui bahwa kebijakan tersebut merupakan kesalahan dan kegagalan.
Baca Juga : Pelosi Bereaksi Terhadap Konflik Antara Azerbaijan dan Armenia
Di jalur kampanyenya, Biden menuduh bahwa dia bermaksud mengembalikan AS pada kesepakatan. Dia, bagaimanapun, berhenti mengambil tindakan seperti itu, dan bahkan telah menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Iran.