Raisi: Iran Mandiri Dalam Menjamin Keamanan Nasional, Tidak Butuhkan Kekuatan Negara Lain

Raisi Iran Mandiri Dalam Menjamin Keamanan Nasional, Tidak Butuhkan Kekuatan Negara Lain

Tehran, Purna Warta Presiden Ibrahim Raisi mengatakan keamanan Iran bersifat “endogen” dan Republik Islam tidak bergantung pada kekuatan global mana pun untuk menjamin keamanan nasional negaranya.

Pernyataan tersebut disampaikan Raisi dalam pidatonya pada upacara wisuda taruna yang belajar di akademi Angkatan Bersenjata Iran yang diadakan di Universitas Pelatihan Perwira dan Polisi Imam Hassan al-Mujtaba di Tehran pada hari Senin (4/3).

Baca Juga : Damaskus: Barat Belum Tinggalkan Kolonialisme

Dia mengatakan keamanan Iran berasal dari kehadiran orang-orang di berbagai tempat dan dari kesadaran, kebangkitan dan kewaspadaan serta kehadiran angkatan bersenjata.

“Keamanan kita tidak bergantung pada negara lain dan kekuatan konvensional di dunia,” tegas presiden.

Dia berpendapat bahwa keamanan adalah kebutuhan paling vital bagi Iran karena dia berjanji untuk memperkuat kekuatan pertahanan negaranya.

“Kekuatan pertahanan, stabilitas ekonomi dan kemampuan budaya merupakan tiga komponen penting kekuatan nasional,” tegas Raisi.

Dia menambahkan bahwa musuh sangat ingin menghambat kemajuan bangsa Iran melalui tindakan sabotase, sanksi dan ancaman, namun Iran bertekad untuk bergerak di jalur pembangunan.

Baca Juga : Presiden Iran Desak Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan dengan Aljazair

“Sejauh ini, keinginan besar bangsa Iran telah mencapai kemenangan dan akan terus menang di masa depan,” kata presiden.

Dia mengatakan kehadiran bangsa Iran dalam berbagai situasi dan akuntabilitasnya telah menggagalkan semua rencana musuh selama 45 tahun terakhir.

‘Tentara AS, yang paling dibenci di dunia’

Di bagian lain pidatonya, Raisi mencatat bahwa Amerika Serikat dan rezim Israel memiliki angkatan bersenjata yang paling dibenci di dunia, dan menekankan bahwa Palestina dan Gaza kini menjadi isu utama kemanusiaan.

Presiden Iran menyatakan keyakinannya bahwa perlawanan tegas rakyat Palestina akan mencapai kemenangan akhir.

Israel melancarkan perang genosida yang didukung AS di Gaza yang terkepung pada tanggal 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Hamas Palestina melakukan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap entitas perampas tersebut sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.

Baca Juga : David Sacks: NATO Sudah Tak Memiliki Tujuan Lagi

Namun, lima bulan setelah serangan, rezim Tel Aviv gagal mencapai tujuan yang dinyatakan dan semakin terjebak dalam permasalahan di Gaza.

Israel sejauh ini telah membunuh sedikitnya 30.534 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 71.920 lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *