Raisi: Ekspor Iran Naik 40% Meski Ada Sanksi

Presiden iran

Tehran, Purna Warta – Raisi mengatakan bahwa bangsa Iran, seperti halnya unggul dalam Perang yang dipaksakan dengan rezim Irak dulu, juga akan menang dan unggul dalam perang sanksi dengan partisipasi para pelaku ekonomi dan produsen.

“Eksportir dan produsen adalah petugas perang sanksi, dan mereka harus berjuang untuk memenangkan pertempuran ini,” kata presiden pada upacara Hari Ekspor Nasional pada 21 Oktober, serta mencatat bahwa semua upaya harus dilakukan untuk produksi dan pengembangan bahan dasar teknologi.

“Panitia yang bekerja untuk pertumbuhan ekspor dan menghilangkan hambatan yang dihadapi eksportir harus lebih memperhatikan pandangan dan pendapat eksportir daripada yang lain,” tambahnya.

“Pertumbuhan ekspor 40% tahun lalu merupakan indikasi tekad praktisi ekonomi untuk mempromosikan ekspor, meskipun sanksi keras AS diberlakukan untuk mencegah negara itu mencapai pertumbuhan apa pun dan memaksanya menjadi negara konsumen,” kata Raeisi.

“Pengenaan sanksi terhadap Islam Iran tidak lain agar negara ini tidak berkembang, tidak memproduksi dan mengekspor, tidak produktif dan hanya menjadi konsumen,” tegasnya lebih lanjut.

“Tahun ini semua upaya kita harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan produksi, terutama produksi berbasis pengetahuan dan berbasis teknologi,” katanya, mengacu pada penamaan tahun ini oleh Pemimpin Revolusi Islam.

Presiden lebih lanjut menunjukkan bahwa “hanya dengan demikian kita akan menyaksikan pertumbuhan nyata, peningkatan produksi, penghapusan pengangguran dan produksi barang di kawasan dan dunia.”

Mengomentari perluasan hubungan ekonomi dengan negara-negara kawasan, Raisi mengatakan, “Kita harus menghidupkan kembali peran Iran dalam interaksi ekonomi kawasan, termasuk dalam transit barang, sirkulasi moneter dan keuangan, dan bidang ekonomi lainnya.”

Raisi mengatakan saingan Iran tidak ingin negara ini makmur.

“Dimana pun para pelaku ekonomi Iran hadir dan ingin memasarkan dan menawarkan barang, para musuh Iran selalu membuat penghalang dan hambatan sehingga barang tersebut tidak memiliki pasar, Ini namanya perang iradah,” jelasnya.

Presiden juga menggambarkan hubungan dengan infrastruktur ekonomi Organisasi Kerjasama Shanghai dan penghapusan hambatan hubungan dengan negara-negara tetangga sebagai kabar baik bagi ekonomi dan kemajuan negara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *