Tel Aviv, Purna Warta – Sekelompok tentara Israel yang bertugas di unit baterai sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome (Kubah Besi) dan yang menderita kanker mengatakan, ada hubungan antara persenjataan antimisil dan penyakit mereka.
Setidaknya 10 tentara Israel, berusia 20-an dan 30-an, mengatakan pada akhir dinas militer mereka atau setelah mereka dibebastugaskan bahwa mereka telah mengidap kanker setelah bertugas di unit Iron Dome, menurut laporan investigasi oleh surat kabar harian Israel Yedioth Ahronoth.
Mereka menyebut kotak radar sistem Iron Dome yang mencegat rudal jarak pendek sebagai “pemanggang roti”.
“Ketika Anda berada di dekat kotak radar, Anda merasakan seluruh tubuh Anda mendidih di dalam,” kata Yonatan Haimovitz, 31, yang bertugas selama dua tahun di angkatan udara Israel sebelum ditempatkan kembali ke baterai Iron Dome.
“Bayangkan seperti inilah rasanya makanan di dalam microwave. Anda merasakan gelombang panas,” tambahnya.
Pada usia 22 tahun, dokter menemukan bahwa Haimovitz mengidap tumor.
“Ada benjolan di leher saya seukuran bola pingpong yang berada di arteri utama dan menghentikan aliran darah. Saya menjalani pengobatan kemoterapi dan radiasi,” katanya.
“Mereka tidak pernah memberikan kami sesuatu untuk melawan radiasi,” kata Shir Tahar, yang didiagnosis dengan leukemia sepuluh bulan setelah menyelesaikan dinas militernya.
“Seorang teman saya, yang juga bekerja di bagian baterai, datang mengunjungi saya ketika saya di rumah sakit dan mengatakan kepada saya bahwa dia juga sakit,” katanya.
“Dia mengatakan kepada saya bahwa dia mengenal orang lain yang juga menderita kanker dan sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi. Saya tidak terlalu banyak mendengarkan dia, saya tidak berpikir itu ada hubungannya dengan tentara. Setahun kemudian, kankernya kembali dan dia meninggal,” kata Tahar.
Banyak tentara telah mengajukan tuntutan hukum terhadap kementerian urusan militer Israel, sementara yang lain mengatakan mereka terlalu lemah untuk melawannya.
Sementara itu, pihak Tentara Israel membantah ada hubungan antara fasilitas mereka di Iron Dome dan kanker.
Ran Mazor, yang bertugas di unit Iron Dome, mengatakan dia menderita sakit kaki dan punggung yang terus-menerus selama ia bertugas yang oleh anggota unitnya disebut sebagai “cengeng.”
Dia kemudian didiagnosis menderita kanker tulang yang katanya disebabkan oleh kotak radar sistem.
Setelah Mazor dibebastugaskan dari militer, dia harus mempersingkat perjalanan ke luar negeri setelah dia tidak dapat lagi mengatasi rasa sakitnya. Seorang ahli ortopedi onkologi menemukan bahwa Mazor memiliki tumor kanker yang kemudian diangkat dengan operasi.
“Banyaknya orang yang terkena kanker dan bertugas di baterai Iron Dome membutuhkan pemeriksaan. Para jenderal dapat mengambil semua pujian atas kesuksesan mereka, tetapi bagaimana dengan mengambil tanggung jawab atas para prajurit? Siapa yang akan menjaga kita?” katanya.
Awal bulan ini, seorang mantan pejabat militer Israel mengakui bahwa sistem rudal Iron Dome tidak dapat diandalkan lagi dan tidak efisien untu melindungi wilayah pendudukan dari rudal yang diluncurkan oleh kelompok perlawanan Palestina.
Yossi Langotsky, seorang pensiunan kolonel Israel, mengatakan kepada surat kabar berbahasa Ibrani Maariv pada 18 April bahwa Iron Dome tidak dapat diandalkan. Sebab, perang sebelumnya di Jalur Gaza yang terkepung telah membuktikan kegagalan sistem dalam menangkis roket Palestina.
Langotsky menekankan bahwa Iron Dome hanya akan memberikan perlindungan “parsial dan terbatas” terhadap roket yang ditembakkan oleh gerakan perlawanan Palestina Hamas dan Hizbullah Lebanon dalam perang di masa depan.
“Israel seharusnya tidak bergantung pada satu sistem pertahanan dalam perang di masa depan karena roket akan dapat menyebabkan kerusakan pada fasilitas strategis Israel,” tambah Langotsky.
Iron Dome yang dipublikasikan secara luas telah dikembangkan bersama oleh perusahaan Amerika Raytheon dan perusahaan Israel Rafael. Sebagian diproduksi di Amerika Serikat.
Iron Dome diklaim mampu mendeteksi, menilai, dan mencegat berbagai target jarak pendek seperti roket, artileri, dan mortir.
Proyek anti-rudal awalnya dikembangkan untuk melawan roket kecil yang ditembakkan Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya ke wilayah pendudukan sebagai pembalasan atas kejahatan Israel terhadap Palestina.