Teheran, Purna Warta – Setelah mengalami kekalahan dalam pemilihan presiden Iran untuk keempat kalinya dalam 19 tahun terakhir, Ketua Parlemen Mohammad Baqer Qalibaf menyuarakan dukungannya untuk Saeed Jalili, kandidat utama yang akan bertarung dengan Masoud Pezeshkian dalam putaran kedua Jumat mendatang.
Baca juga:Iran Incar Lolos Piala Dunia yang Ketujuh Kalinya
Iran menggelar pemilihan presiden ke-14 pada hari Jumat, 28 Juni, setahun lebih cepat dari jadwal, setelah Presiden Ebrahim Raisi meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei.
Pezeshkian dan Jalili memperoleh suara terbanyak dan akan berhadapan dalam pertarungan sengit Jumat depan, 5 Juli.
Dua kandidat lainnya, yaitu Qalibaf dan Mostafa Pourmohammadi, masing-masing memperoleh 13,78% dan 0,84% suara.
Qalibaf, juru bicara Parlemen Iran saat ini, telah menguji peruntungannya dalam pemilihan presiden pada tahun 2005, 2013, dan 2017, tetapi tidak berhasil.
Mantan kepala Kepolisian Iran itu memperkirakan kemenangan mudah mengingat mundurnya dua tokoh utama lainnya dari pemilihan, yaitu Alireza Zakani dan Amir Hossein Qazizadeh Hashemi.
Qalibaf mengakui kekalahannya dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu, dengan mengatakan bahwa jalannya belum berakhir.
Juru bicara Parlemen itu mengatakan bahwa ia menghormati Pezeshkian, tetapi khawatir dengan sejumlah rekan mantan menteri kesehatan itu.
“Saya menyerukan kepada semua kekuatan revolusioner dan para pendukung saya untuk membantu mencegah arus yang menjadi penyebab sebagian besar masalah ekonomi dan politik kita saat ini, kembali berkuasa,” kata Qalibaf, menyinggung pemerintahan mantan Presiden Hassan Rouhani.
Qalibaf menambahkan “Oleh karena itu, kita semua harus berusaha memilih kandidat dari barisan Revolusi, Dr. Jalili, sebagai presiden pemerintahan ke-14,” .
Jumlah pemilih dalam pemilihan hari Jumat mencapai 39,92, dengan lebih dari 61.452.000 orang yang memenuhi syarat untuk memilih.
Pemungutan suara diadakan di sekitar 59.000 tempat pemungutan suara di seluruh negeri dan 340 tempat pemungutan suara di 100 negara asing.