Kabul, Purna Warta – Pihak berwenang Afghanistan mengatakan putri duta besarnya untuk Pakistan diculik dalam waktu yang singkat dan disiksa dengan parah di ibu kota Pakistan.
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Afghanistan pada hari Sabtu (17/7), Silsila Alikhail, putri Duta Besar Najibullah Alikhail telah diculik dan disiksa oleh pria tak dikenal dalam perjalanan pulangnya di Islamabad pada hari Jumat (16/7).
Silsila ditangkap selama beberapa jam dan disiksa dengan kejam.
Tidak ada rincian lebih lanjut tentang penculikan itu.
“Setelah dibebaskan dari penculikan, Nona Alikhil berada di bawah perawatan medis di rumah sakit,” tambah pernyataan itu, dan mendesak penyelidikan atas insiden tersebut.
“Kementerian Luar Negeri meminta Pemerintah Pakistan untuk mengambil tindakan yang diperlukan dan segera untuk memastikan keamanan penuh Kedutaan dan Konsulat Afghanistan dan kekebalan diplomat negara itu dan keluarga mereka sesuai dengan perjanjian dan komitmen internasional.”
Kementerian Luar Negeri Afghanistan juga mengatakan telah memanggil Duta Besar Pakistan untuk Kabul, Mansour Ahmad Khan untuk mengajukan pengaduan resmi.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa Kedutaan Besar Afghanistan di Islamabad telah menginformasikan bahwa Silsila telah diserang saat mengendarai kendaraan sewaan.
“Kementerian Luar Negeri dan otoritas keamanan terkait, berhubungan erat dengan duta besar dan keluarganya, mereka juga memberikan dukungan penuh dalam masalah ini,” kata Zahid Hafeez Chaudhri, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan.
Dia menambahkan bahwa polisi sedang menyelidiki insiden yang mengganggu. Keamanan juga telah diperketat untuk duta besar dan keluarganya.
Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid Ahmed juga meyakinkan bahwa Perdana Menteri Imran Khan ingin masalah ini diperlakukan sebagai prioritas utama dan pelaku di balik insiden itu ditangkap dalam waktu 48 jam.
Pakistan dan Afghanistan telah lama memiliki hubungan yang dingin.
Afghanistan menyalahkan unsur-unsur di dalam badan mata-mata Pakistan Inter-Services Intelligence (ISI) karena mendukung gerilyawan Taliban dan memberikan tempat berlindung yang aman bagi mereka. Sementara Pakistan menyalahkan Kabul karena memberikan perlindungan kepada gerilyawan di sisi perbatasannya. Kedua belah pihak juga saling menuduh tidak berbuat cukup untuk menghentikan militan yang terlibat dalam serangan lintas perbatasan.