Putra Mahkota Saudi MBS Diam-Diam Lakukan Normalisasi Dengan Israel

Putra Mahkota Saudi MBS Diam-Diam Lakukan Normalisasi Dengan Israel

Riyadh, Purna Warta Menurut Saudi Leaks, sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan MBS telah sepenuhnya membuka pintu untuk normalisasi hubungan dengan rezim Israel dengan menyetujui kepemilikan properti untuk pemukim Israel di dua kota.

Non-Saudi, selain melalui warisan, tidak memiliki hak atas kepemilikan, kemudahan, atau manfaat dari real estate yang terletak di dalam wilayah Mekah dan Madinah yang merupakan dua tempat suci Islam.

Baca Juga : Iran Tolak Laporan Guterres Mengenai HAM

Saudi Leaks mengatakan rencana untuk memberikan tanah Saudi kepada Israel mengingatkan pada tragedi pendudukan Israel atas Palestina.

“Di antara peran paling berbahaya yang dimainkan MBS adalah keterbukaannya kepada pihak Zionis, dan memberi mereka banyak hak istimewa seperti mengizinkan kehadiran rabi Zionis di kerajaan, investasi pengusaha Zionis, Perjanjian Tiran, dan mengizinkan pesawat rezim pendudukan untuk terbang di wilayah udara kerajaan,” kata laporan itu, yang dikutip dari sumber tersebut.

Saudi Leaks mengatakan tentang permintaan Saudi kepada Israel tentang penyelesaian transfer Tiran dan Sanafir, dua pulau strategis di ujung selatan Teluk Aqaba di Laut Merah, dari Mesir ke kedaulatan Saudi.

Harian Israel Haaretz melaporkan bulan lalu bahwa Israel sedang mempertimbangkan permintaan Saudi untuk mengubah status internasional dua pulau yang disengketakan.

Baca Juga : Turki Tutupi Kasus Khashoggi, Bin Salman Kunjungi Turki

Menurut pejabat Saudi dan Mesir, Riyadh pada 1950 memberi Mesir kendali atas Tiran dan Sanafir.

Namun, di bawah perjanjian damai Israel-Mesir 1979, kedua pulau itu harus menjadi zona demiliterisasi dan memiliki kekuatan sebagai pengamat multinasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Sementara itu, laporan terbaru menunjukkan bahwa Arab Saudi bergerak ke arah yang sama dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko, empat negara Arab yang menormalkan hubungan mereka dengan Israel di bawah kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat.

Namun, pihak kerajaan sejauh ini belum secara resmi melakukan normalisasi dengan Israel karena takut akan protes dan serangan balasan di dalam negeri.

Baca Juga : Iran Tangkap Mata-Mata Mossad di Tenggara Iran

Kesepakatan normalisasi telah menjadi “tikaman dari belakang” bagi bangsa Palestina dan telah memperlihatkan tingkat apatisme bangsa arab yang meningkat dari negara-negara mayoritas Muslim terhadap penderitaan rakyat Palestina.

Akhir bulan lalu, menteri luar negeri Israel Yair Lapid mengatakan rezim Tel Aviv berkoordinasi dengan Amerika Serikat dan negara-negara Teluk Persia dalam proses untuk menormalkan dan membangun hubungan diplomatik penuh dengan Arab Saudi.

“Kami percaya ada kemungkinan untuk melakukan proses normalisasi dengan Arab Saudi secara resmi. Karena hal ini untuk kepentingan kami juga,” kata Lapid seperti dikutip Radio Angkatan Darat Zionis pada tanggal 30 Mei.

“Kami sudah mengatakan bahwa hal ini adalah langkah selanjutnya setelah ‘Kesepakatan Abraham’ untuk berbicara tentang proses yang panjang dan hati-hati.”

Baca Juga : Pengadilan Iran: Agen Mossad yang Ditahan Berencana Membunuh Ilmuwan Nuklir Iran

Dia juga mengatakan bahwa proses normalisasi dengan Riyadh akan memakan waktu lama dengan kemajuan dalam langkah-langkah kecil dan menegaskan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan keamanan yang sama-sama dipertaruhkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *