Tehran, Purna Warta – Puluhan ribu orang Iran turun ke jalan di ibu kota Iran, Tehran, dan kota-kota lain disaat yang bersamaan untuk memprotes penodaan Al-Qur’an di Eropa pada hari Jumat (27/1) sebagiamana dilansir dari Press TV.
Setelah salat Jumat, jamaah berkumpul di seluruh Iran, berbaris dalam aksi unjuk rasa, dan meneriakkan slogan-slogan, mengutuk penghinaan dan penodaan terhadap kitab suci Al-Qur’an di Eropa. Para pengunjuk rasa mengungkapkan kemarahan mereka terhadap penghinaan yang dibenarkan oleh pemerintah Eropa di bawah jubah kebebasan berbicara tetapi tidak membiarkan pertanyaan tentang Holocaust, misalnya.
Baca Juga : Mantan Presiden Rusia: Kebijakan Luar Negeri AS Dekatkan Dunia pada PD III
Mereka mengatakan insiden keji itu merupakan tindakan penghasutan dan provokasi serius terhadap perasaan lebih dari dua miliar Muslim di seluruh dunia. Mereka meminta otoritas Eropa untuk mengakhiri permusuhan terhadap Islam.
Pada hari Senin, seorang politisi Belanda merobek salinan Al-Qur’an di kota Den Haag. Itu menyusul insiden di Swedia di mana seorang politisi membakar salinan Alquran di luar kedutaan Turki.
Politisi itu melakukan tindakan memalukan setelah mendapat izin dari otoritas Swedia yang menyediakan penjaga polisi untuk memastikan tidak ada yang mencegahnya.
Tindakan keterlaluan tersebut telah menuai kecaman keras dari umat Islam, dengan banyak negara seperti Iran, Pakistan, Turki dan Uni Emirat Arab mengecam langkah provokatif dan Islamofobia tersebut.
Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengatakan tindakan asusila tersebut menunjukkan bahwa serangan kekuatan arogan ditujukan pada Islam itu sendiri.
Mengacu pada penghinaan baru-baru ini, pemimpin Shalat Jumat Teheran Ayatollah Kazem Seddiqi mengatakan mereka menunjukkan dunia Barat takut terhadap Islam dan Revolusi Islam. “Mereka melakukan hal-hal yang bertentangan dengan slogan mereka sendiri yang menyerukan kebebasan,” katanya.
Baca Juga : Raisi Perintahkan Penyelidikan Total atas Serangan Kedutaan Azerbaijan di Teheran
Sentimen anti-Muslim telah meningkat di seluruh Eropa dalam beberapa tahun terakhir setelah serangan teroris di benua itu. Serangan tersebut dilakukan oleh para simpatisan Daesh atau anggota kelompok teror Takfiri yang pulang setelah kekalahan mereka di Irak dan Suriah.
Para pemimpin Muslim di Eropa dan di seluruh dunia telah menegaskan kembali kecaman tegas mereka atas serangan teroris tersebut.