Tehran, Purna Warta – Presiden Iran Ibrahim Raisi mengatakan penodaan Al-Qur’an dan tidak menghormati Nabi Islam Muhammad (SAW) adalah penghinaan terhadap semua agama Ibrahimi dan kemanusiaan.
Berbicara dalam sebuah konferensi di Tehran pada hari Kamis (26/1), Raisi mengecam penodaan Al-Qur’an di negara-negara Eropa yang mengklaim sebagai pembawa bendera kebebasan dan hak asasi manusia.
“Tindakan keji dan kasus serupa yang dilakukan atas nama kebebasan berekspresi ini sebenarnya dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap kemanusiaan yang paling buruk,” katanya.
Baca Juga : Ratusan Anak Pencari Suaka Hilang dari Hotel yang Dikelola Pemerintah Inggris
Dia menambahkan bahwa tidak seorang pun di dunia menerima tindakan menghina seperti itu “karena bertentangan dengan kebebasan berekspresi dan memblokir kebebasan berekspresi dalam masyarakat manusia.”
Ekstremis Swedia-Denmark yang terkenal, Rasmus Paludan, mendapat izin dari pemerintah Swedia untuk membakar kitab suci umat Islam di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada hari Sabtu.
Paludan dilindungi oleh polisi Swedia saat melakukan penistaan, yang telah membuka pintu air protes di dunia Muslim.
Presiden Iran menekankan bahwa menghina Al-Qur’an dan agama-agama samawi adalah tindakan menjijikkan yang dibenci dan ditolak.
Ia mengatakan, orang Eropa yang mengaku memperjuangkan hak asasi manusia harus merasa bertanggung jawab untuk menanggapi opini publik dan umat Islam di seluruh dunia tentang tindakan asusila mereka.
Baca Juga : Laporan: Warga AS Kirim Sumbangan Bebas Pajak ke Organisasi Ekstrimis Israel
Dalam sebuah posting di akun Twitternya pada hari Rabu, Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengutuk keras penodaan Al-Qur’an “di bawah slogan kebebasan berbicara.”
“Penodaan Al-Qur’an yang tidak masuk akal, yang dilakukan di bawah slogan kebebasan berbicara, menunjukkan serangan Kekuatan Arogan yang ditujukan pada Islam itu sendiri & Al-Qur’an,” baca pesan Pemimpin.