Tehran, Purna Warta – Presiden Iran menekankan bahwa negara-negara Muslim dan negara-negara bebas di dunia harus mengambil tindakan “tegas dan segera” untuk menghentikan “mesin pembunuh” Israel terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya di Jalur Gaza.
Baca Juga : Putin Kecam Blokade Gaza; Menyamakannya dengan Pengepungan Nazi di Leningrad
Dalam percakapan telepon dengan Sultan Haitham bin Tarik dari Oman pada hari Sabtu (14/10) Raisi memperingatkan dukungan tak terbatas dari negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat, terhadap kejahatan Israel telah menyebabkan lebih banyak komplikasi dan memburuknya situasi, Press TV melaporkan.
Dia mengatakan kelompok perlawanan Palestina melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa menyusul meningkatnya kejahatan rezim dalam beberapa bulan terakhir. Operasi tersebut, katanya, telah mengacaukan perhitungan Zionis-Barat.
Presiden Iran juga meningkatkan kekhawatiran mengenai rencana Israel dan sekutunya untuk melakukan pembantaian di Gaza dan memaksa warga Palestina untuk mengevakuasi kota tersebut ketika rezim Tel Aviv terus memutus aliran air dan listrik serta mencegah masuknya obat-obatan dan makanan.
Sultan Haitham bin Tarik dari Oman, pada bagiannya, menyuarakan dukungan terhadap posisi Republik Islam Iran dalam membela rakyat Palestina yang tertindas dan menyatakan bahwa “kita tidak boleh membiarkan kebijakan menggusur rakyat Palestina yang tertindas dan memaksakan pengungsian pada mereka.” hal itu terjadi sekali lagi.”
Sultan lebih lanjut setuju dengan pendapat yang ditegaskan oleh Presiden Iran mengenai kekuatan dan kemampuan Umat Islam untuk menghentikan proses penindasan dan kekerasan yang sedang berlangsung di Gaza, dan mencatat, “Kami menjalin kontak dengan semua pihak yang dapat bertindak efektif dan berperan dalam menghentikan kejahatan ini.”
Baca Juga : Ini Kejahatan Perang Israel di Gaza; Dunia Mengutuk, Eropa Membela
Presiden Iran juga melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Irak dan Emir Qatar untuk membahas perang rezim Zionis di Gaza menyusul kekalahannya melawan perlawanan Palestina dalam operasi Badai Al-Aqsa.