Tehran, Purna Warta – Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber mengatakan bahwa Presiden Sayyid Ibrahim Raisi telah menerima undangan dari Raja Salman dari Arab Saudi untuk mengunjungi kerajaan setelah kesepakatan rekonsiliasi dilakukan antara Tehran dan Riyadh.
Baca Juga : Hamas Targetkan Pesawat Tempur Israel dan Berhasil Melumpuhkannya
“Raja Salman telah mengundang presiden Ebrahim Raisi, dan undangan ini ditanggapi positif, semoga hal-hal baik terjadi,” kata Mokhber, Senin (3/4).
“Strategi utama Sayyid Raisi sejak hari pertama terpilih sebagai presiden adalah meningkatkan hubungan dengan negara-negara kawasan,” tambahnya.
Kedua kelas berat regional mengumumkan pada 10 Maret perjanjian yang ditengahi China untuk memulihkan hubungan tujuh tahun setelah putus.
Menurut pernyataan bersama, Tehran dan Riyadh telah menekankan perlunya menghormati kedaulatan nasional dan menahan diri untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain.
Kedua negara telah sepakat untuk melaksanakan perjanjian kerja sama keamanan yang ditandatangani pada bulan April 2001 dan kesepakatan lain yang dicapai pada bulan Mei 1998 untuk meningkatkan kerja sama urusan ekonomi, komersial, investasi, teknis, ilmiah, budaya, olahraga, dan kepemudaan.
Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada Januari 2016 setelah pengunjuk rasa Iran, yang marah karena eksekusi salah seorang ulama terkemuka Syiah Sheikh Nimr Baqir Al-Nimr oleh pemerintah Riyadh, dan menyerbu kedutaannya di Tehran.
Para menteri luar negeri Iran dan Arab Saudi juga telah sepakat untuk mengadakan pertemuan dalam beberapa hari mendatang.
Baca Juga : Amerika Datangkan Kendaraan Lapis Baja Canggih ke Suriah
Dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari Saudi Faisal bin Farhan pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Iran Husein Amir Abdullahian menyatakan perasaan senang dengan tren positif hubungan antara Tehran dan Riyadh.
Dia juga menekankan tekad Iran untuk memperluas kebijakan bertetangga.