Presiden Raisi: Israel Gagal Capai Semua Tujuannya di Gaza

Presiden Raisi: Israel Gagal Capai Semua Tujuannya di Gaza

Tehran, Purna Warta Presiden Ibrahim Raisi mengatakan bahwa rezim Israel telah gagal mewujudkan semua tujuan yang ingin mereka capai dengan melancarkan perang terhadap Jalur Gaza.

Kepala eksekutif tersebut menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara di Tehran pada hari Rabu (22/11) dengan perwakilan dari lima jaringan televisi berbahasa Arab, yaitu al-Manar di Lebanon, TV al-Etejah di Irak, dan TV al-Aqsa Palestina dan Palestine Today serta TV al-Yaman. -Masirah.

Baca Juga : Laporan PBB: 70% Korban Gaza adalah Anak-anak dan Perempuan

“Israel tidak mencapai satu pun tujuannya menduduki Gaza dan untuk menghilangkan poros perlawanan,” katanya.

Masih mengacu pada perang yang dilancarkan rezim Israel, Raisi mengatakan, “Apa yang dilakukan rezim Zionis menunjukkan bahwa mereka semakin putus asa menghadapi perlawanan Palestina.”

Rezim melancarkan perang pada tanggal 7 Oktober setelah operasi, yang dijuluki Badai al-Aqsa, oleh kelompok perlawanan di wilayah tersebut, yang menewaskan sekitar 1.200 pemukim Israel dan pasukan militer serta menyebabkan ratusan lainnya ditawan.

Raisi menggambarkan operasi tersebut sebagai “pertahanan sah rakyat Palestina atas hak-hak mereka,” yang dipicu oleh “ketidaksabaran mereka terhadap penindasan yang tak henti-hentinya oleh rezim Israel.”

“Sebuah negara, yang rumahnya dirampas, yang anggota keluarganya dipenjara dan menjadi martir, dan yang lahan pertaniannya dihancurkan, mempunyai hak untuk membela diri secara sah dengan standar logis apa pun,” kata presiden.

Baca Juga : Menlu Iran: Tanpa Dukungan AS, Israel Tidak Dapat Lanjutkan Perang di Gaza

Operasi Palestina, tambah Raisi, menimbulkan “kekalahan militer, keamanan, dan intelijen” terhadap rezim Israel.

Sementara itu, Presiden merujuk pada pembunuhan yang dilakukan rezim terhadap lebih dari 14.500 warga Palestina sejauh ini selama perang, dengan mengatakan, “Pembunuhan perempuan dan anak-anak tidak berarti kemenangan.”

Pembantaian perempuan dan anak-anak “telah menciptakan suasana kebencian anti-Zionis yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia,” tegas Raisi.

Menlu Iran memperingatkan kegagalan rezim Zionis

Juga pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Husein Amir Abdullahian, yang telah melakukan perjalanan ke ibu kota Lebanon, Beirut, memperingatkan kegagalan Rezim untuk memperpanjang gencatan senjata empat hari yang telah disepakati antara rezim Israel dan gerakan perlawanan Hamas di Gaza.

“Jika gencatan senjata tidak dilanjutkan, kondisi kawasan akan berubah dan cakupan perang akan meluas,” katanya kepada jaringan televisi Lebanon al-Mayadeen dalam sebuah wawancara.

Baca Juga : Sukarelawan Basij Iran Gelar Demonstrasi Nasional Solidaritas terhadap Gaza

“Kami sebelumnya telah memperingatkan bahwa jika perang terus berlanjut, pembukaan front baru tidak bisa dihindari. Masyarakat Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman tidak bisa hanya berdiam diri dan menyaksikan apa yang terjadi,” kata diplomat tertinggi tersebut.

Rezim Israel telah melakukan serangan sporadis terhadap Lebanon selama perang, yang memicu baku tembak antara rezim tersebut dan gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon.

Sejak awal perang, Angkatan Bersenjata Yaman juga telah melakukan beberapa putaran operasi terhadap wilayah pendudukan untuk mendukung warga Palestina, dan bersumpah untuk melanjutkan serangan mereka selama rezim tersebut mempertahankan agresinya.

Sementara itu, kelompok perlawanan Irak telah beberapa kali menyerang pangkalan yang menampung pasukan Amerika Serikat sebagai cara untuk menghadapi Amerika Serikat, sekutu terbesar dan tertua Israel, yang telah memasok ribuan kiriman senjata kepada rezim tersebut sejak awal perang.

Baca Juga : Iran akan Tetapkan 7 Oktober sebagai Hari Epik Pemuda Palestina

Amir Abdullahian juga menunjuk pada apa yang disebut skema pasca-perang di Gaza oleh Amerika Serikat dan Israel, mengacu pada saran Washington dan Tel Aviv bahwa wilayah tersebut mungkin tidak dikuasai oleh Hamas setelah perang tersebut.

“Israel dan Amerika Serikat tidak mampu melenyapkan Hamas di Gaza, dan gerakan tersebut akan tetap berada di Palestina, dan akhir perang akan menguntungkan perlawanan,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *