Teheran, Purna Warta – Presiden Iran Ebrahim Raisi menggarisbawahi perlunya Republik Azerbaijan menjamin hak-hak warga Armenia di wilayah Karabakh.
Berbicara pada parade militer di Teheran pada hari Jumat (22/9), Presiden Raisi menegaskan kembali posisi Iran mengenai situasi di wilayah Kaukasus Selatan.
Baca Juga : Miris, Angka Kasus Pemerkosaan di Tempat Kerja Makin Meningkat di Inggris
“Angkatan bersenjata Iran yang kuat hadir di kawasan untuk mencegah perubahan geopolitik kawasan dan perubahan perbatasan, dan mereka telah berhasil dalam hal ini,” tegasnya.
Presiden Raisi menambahkan, “Mengenai perkembangan di kawasan [Kaukasus Selatan], kami menekankan bahwa menjaga hak-hak orang Armenia dan memperhatikan situasi orang-orang Armenia adalah suatu keharusan, sedemikian rupa sehingga keamanan dan hak-hak orang-orang Armenia harus dilindungi di dalam negeri. wilayah dan keadaan perbatasan harus dijaga sepenuhnya.”
Ia juga menyinggung isu pelucutan senjata kelompok Separatis Kurdi Iran yang berbasis di Kurdistan Irak. “Sehubungan dengan Irak, dimulainya perlucutan senjata di perbatasan Republik Islam Iran merupakan langkah positif yang telah dimulai oleh pemerintah Irak. Yang saya hormati Kepala Staf Gabungan TNI telah mengirimkan delegasi untuk memastikan perlucutan senjata kelompok bersenjata di wilayah perbatasan,” kata Ayatullah Raisi.
Baca Juga : Intelijen Iran Berhasil Cegah 30 Serangan Teroris Serentak di Teheran
Dia memperingatkan, “Tidak ada kelompok di dekat perbatasan Iran yang berhak memiliki senjata. Kami tidak akan membiarkan kelompok separatis mana pun menghasut hasutan terhadap Republik Islam Iran di titik perbatasan, di wilayah [Kurdistan Irak], atau di mana pun. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelucutan senjata sepenuhnya terhadap orang-orang bersenjata ilegal di sekitar perbatasan.”
Presiden Raisi juga mengecam upaya normalisasi yang sedang berlangsung di wilayah antara Israel dan beberapa negara Arab. “Kami telah berkali-kali menyatakan bahwa normalisasi hubungan dengan beberapa negara di kawasan sama sekali tidak akan menciptakan keamanan bagi rezim Zionis. Karena semua negara Muslim, masyarakat di kawasan bahkan dunia membenci rezim Zionis dengan sepenuh hati,” ujarnya.
Raisi mencontohkan, “Jika pemerintah atau orang-orang di pemerintahan daerah menganggap normalisasi hubungan benar-benar dapat menormalisasi hubungan, maka tidak demikian. Tindakan ini merupakan tikaman terhadap perlawanan rakyat Palestina dan Palestina serta Mujahidin Palestina tidak akan bisa melupakan pengkhianatan ini.”
Baca Juga : Kepala Nuklir Iran: Israel Telah Membahayakan Kredibilitas NPT dan IAEA
Beliau juga menawarkan solusi terhadap permasalahan Palestina, dengan mengatakan, “Republik Islam Iran telah berulang kali menyatakan bahwa solusi permasalahan Palestina bukanlah normalisasi hubungan, perjanjian Camp David, Sharm el-Sheikh dan Oslo. Solusi mendasar terhadap permasalahan ini adalah solusi yang sama yang dikatakan oleh Pemimpin Revolusi Islam yang bijak dan solusi ini telah terdaftar di PBB. Berdasarkan solusi ini, setiap orang Palestina, baik Muslim, Yahudi, atau Kristen, dapat membentuk pemerintahan yang diinginkan rakyat Palestina dengan suaranya. Ini adalah jalan keluar dari permasalahan mendasar di kawasan ini, bukan solusi yang dicari oleh Amerika dan rezim Zionis.”