Teheran, Purna Warta – Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah menyoroti perlunya persatuan di antara negara-negara Islam, mendesak tindakan kolektif untuk melawan agresi rezim Israel. “Negara-negara Islam harus bersatu dan menentang agresi rezim Zionis,” kata Pezeshkian saat berpidato di KTT negara-negara berkembang kelompok D-8 di Kairo pada Kamis.
Baca juga: Wakil Kepala IRGC: Respons Militer Iran terhadap Israel Sudah Pasti
“Merupakan tugas agama, hukum, dan kemanusiaan kita untuk mengambil tindakan yang lebih cepat dan praktis guna mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap orang-orang yang kita cintai di wilayah yang dilanda krisis,” tegasnya.
Presiden Iran juga menyampaikan harapannya agar hubungan antarnegara anggota D-8 semakin erat selama Mesir menjabat sebagai presiden organisasi tersebut. “Saya berharap periode ini akan menjadi saksi persahabatan dan persaudaraan yang lebih erat antara para anggota dan langkah-langkah signifikan menuju peningkatan kerja sama multilateral,” katanya.
“Pentingnya menjaga persahabatan dan menjalin ikatan baru melalui kerja sama multilateral antarnegara Islam, yang didasarkan pada pembangunan dan manfaat kolektif, kini semakin terasa. Bergerak menuju multilateralisme dan membangun jaringan ekonomi dan perdagangan yang cerdas antarnegara merupakan tindakan yang tepat, yang mencerminkan keinginan mayoritas negara,” Pezeshkian lebih lanjut mencatat.
“Republik Islam Iran, sembari menyatakan minatnya untuk berbagi pengalaman dan pencapaiannya, akan mendukung setiap inisiatif atau usulan yang mendorong sinergi di bidang ekonomi dan membuka jalan bagi keterlibatan kaum muda dalam program-program yang berorientasi pada pembangunan,” tegas presiden Pezeshkian.
Pezeshkian juga mengatakan bahwa Iran siap untuk melakukan tindakan bersama dalam kerangka D-8 untuk secara kolektif mendukung wirausahawan muda, seperti “membangun Bank Gabungan Ide dan Modal D-8”, “menciptakan pusat dan taman sains dan teknologi bersama”, “menyelenggarakan tur dan pertemuan ilmiah dan teknologi”, “menawarkan kesempatan pendidikan dan penelitian, beasiswa, dan program pertukaran untuk profesor dan mahasiswa”, “menyediakan fasilitas kewirausahaan untuk kaum muda”, “berinvestasi dalam usaha kecil dan menengah untuk mengatasi tantangan ketenagakerjaan kaum muda.”
Ia juga mengusulkan “menggelar pameran yang memamerkan pencapaian dan produk berbasis pengetahuan bekerja sama dengan negara-negara anggota.”
Presiden Iran menyarankan bahwa Jaringan Transfer Teknologi D-8, dengan sekretariatnya yang berlokasi di Taman Teknologi Pardis di Teheran, dapat menjadi kunci dalam memajukan inisiatif bersama yang terkait dengan kaum muda.
Namun, Pezeshkian menyatakan kekhawatiran bahwa negara-negara anggota masih memiliki jalan panjang untuk mencapai visi D-8 tahun 2030. “Volume perdagangan antarnegara anggota D-8 masih jauh dari visi organisasi tersebut pada tahun 2030. Kami berharap bahwa selama Mesir menjadi presiden organisasi tersebut, kami akan menyaksikan percepatan volume perdagangan antarnegara anggota. Dalam hal ini, perdagangan barter dapat memainkan peran yang menentukan dalam meningkatkan volume perdagangan antarnegara anggota,” katanya.
Presiden Iran juga mengumumkan bahwa pertemuan berikutnya dari “Komite Tetap D-8 tentang Komunikasi dan Teknologi Informasi” akan segera diselenggarakan oleh Republik Islam Iran dan bahwa Teheran dapat mulai mengerjakan arahan ini bekerja sama dengan negara-negara anggota.
Baca juga: Iran Menolak Resolusi PBB tentang Hak Asasi Manusia yang Disusun Kanada
“Menurut pandangan saya, perusahaan berbasis pengetahuan dan teknologi baru, termasuk kecerdasan buatan, telah menciptakan peluang yang sesuai dan inovatif bagi pemuda negara-negara Islam untuk berkolaborasi, memungkinkan mereka untuk mengambil langkah-langkah signifikan menuju pengembangan dan kemajuan bangsa dan komunitas mereka sambil melestarikan nilai-nilai adat dan agama mereka,” tegas Pezeshkian.
Organisasi Kerja Sama Ekonomi D-8, yang juga dikenal sebagai Developing-8, adalah organisasi untuk mengembangkan kerja sama antara Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki.
Memimpin delegasi penting, Presiden Pezeshkian tiba di Kairo pada hari Rabu untuk mengambil bagian dalam pertemuan puncak D-8. Ini adalah kunjungan pertama presiden Iran ke Mesir dalam 11 tahun.