Presiden Iran Usulkan Penghapusan Batas Negara-negara Muslim

Bagdad, Purna Warta  – Presiden Iran Masoud Pezeshkian mencetuskan gagasan negara-negara Muslim tanpa batas, sebuah konsep yang mirip dengan yang menghasilkan pembentukan Uni Eropa.

Baca juga: Ayatollah Khamenei Puji Irak Sukses Jadi Tuan Rumah Ziarah Arbain

Selama kunjungan ke Baghdad dalam lawatan resmi pertamanya ke luar negeri setelah menjabat, presiden Iran mengadakan pertemuan dengan mitranya dari Irak pada hari Rabu.

Menyoroti sejarah hubungan persahabatan antara Iran dan Irak, Pezeshkian menyerukan pembentukan persatuan gabungan negara-negara Islam.

Ia juga memperkenalkan konsep penghapusan batas negara-negara Islam, seperti pengalaman Uni Eropa.

Persatuan yang lebih erat di antara negara-negara Muslim akan menetralkan sanksi asing, Pezeshkian menambahkan, menggambarkan solidaritas Muslim sebagai kunci pemberantasan “terorisme Zionis”.

Menekankan perlunya lebih banyak perhatian pada kerja sama regional antara Teheran dan Baghdad, presiden Iran mendesak pembentukan komite khusus antara kedua negara tetangga untuk fokus pada perluasan hubungan politik, ekonomi, budaya, dan sosial.

Ia juga menyatakan harapan bahwa perjanjian kerja sama keuangan dan ekonomi antara Iran dan Irak akan berkontribusi pada keamanan dan stabilitas regional.

Sementara itu, Presiden Irak Abdul Latif Rashid memberikan penghormatan kepada mendiang presiden dan menteri luar negeri Iran, yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei.

Ia juga mengutuk pelanggaran rezim Zionis terhadap kedaulatan teritorial Iran dalam pembunuhan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan mengecam pembantaian warga Palestina di Gaza oleh Israel.

Rashid kemudian menyambut lebih banyak perjanjian dan dokumen kerja sama dengan Iran.

Baca juga: Presiden Iran Melakukan Kunjungan Kenegaraan ke Irak

Ia akhirnya menekankan perlunya membuang dolar AS dalam pertukaran perdagangan antara kedua negara tetangga Muslim tersebut.

Selama tiga hari kunjungannya di Irak, Pezeshkian diperkirakan akan mengunjungi tempat-tempat suci kaum Syiah di Karbala dan Najaf serta mengunjungi Basra dan Erbil.

Presiden Iran telah menggambarkan kerja sama untuk pembangunan regional sebagai prinsip utama kebijakan luar negeri pemerintahannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *