Tehran, Purna Warta – Presiden Iran Ebrahim Raisi menyerukan pengungkapan wajah asli peradaban Barat dan dukungan terang-terangannya terhadap kejahatan genosida rezim Israel melalui media seni dan budaya.
Saat berkunjung ke Pameran Buku Internasional Teheran ke-35 pada hari Sabtu (11/5), Raisi mengunjungi paviliun bersama mahasiswa Palestina di Iran.
Baca Juga : PBB Peringatkan Keadaan Darurat yang Memburuk di Gaza Saat Operasi Bantuan Akan Dihentikan
Menghimbau para sastrawan, seniman, dan tokoh budaya untuk lebih memperhatikan isu-isu transnasional, khususnya isu Palestina dan Gaza, Presiden mengatakan, “Saya juga menjelaskan pada kehadiran saya di pendopo ini bahwa saat ini Gaza telah menjadi sebuah lukisan, sisinya adalah halaman cerah dari kehormatan, perlawanan dan cinta kepada Tuhan, dan sisi lainnya adalah tampilan dari tingginya rasa malu, kejahatan dan genosida yang dilakukan oleh rezim Zionis dan para pendukungnya, terutama orang Amerika.”
“Halaman ini telah menghilangkan tabir kemunafikan dan mengungkapkan wajah sebenarnya dari peradaban Barat dan dua halaman ini perlu dicatat dengan alat budaya dan seni, termasuk buku dan film, dan menampilkannya selama berabad-abad dan generasi,” ujar Presiden Iran.
Dalam pertemuan dengan para pejabat Organisasi Dakwah Islam pada Januari 2023, Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei menjelaskan rencana untuk mengembangkan produk budaya berdasarkan ide-ide baru dan kesadaran akan kebutuhan sosial budaya sebagai tugas penting organisasi kebudayaan di Iran.
Ayatollah Khamenei juga menjelaskan bahwa memberikan perhatian terhadap selera penonton dalam kegiatan yang berhubungan dengan budaya dan dakwah sebagai salah satu persyaratannya, sambil menambahkan, “Bahasa yang Anda gunakan untuk berkomunikasi dengan anak muda berbeda dengan bahasa yang Anda gunakan untuk berbicara dengan orang bodoh, atau orang yang antagonis.
Baca Juga : Fakta Dibalik Ditemukannya Kuburan Massal di RS Al-Shifa dan Al-Nasser di Gaza
Demikian pula, bahasa berbicara dan berkhotbah di negara-negara lain harus berbeda sifatnya dengan jenis upaya penyebaran budaya yang diterapkan di negara tersebut, termasuk di lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi Revolusioner.”