Teheran, Purna Warta – Para pendukung Israel dari Barat merasa tidak terikat pada prinsip apa pun dalam menjalankan agenda tidak manusiawi mereka, kata Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Baca juga: Presiden Iran Kecam ‘Pembunuhan Massal Berbahaya’ Israel di Lebanon
Berbicara dalam rapat Kabinet di Teheran pada hari Rabu, Presiden Iran mengatakan peledakan perangkat elektronik oleh Israel di Lebanon merupakan aib bagi para pendukung rezim di Barat, terutama Amerika Serikat.
Ia mengatakan ledakan pager pada tanggal 17 September adalah bukti lain dari jatuhnya kemanusiaan di Barat dan bahwa mereka tidak menginginkan gencatan senjata di Gaza.
“Menggunakan alat-alat yang biasanya dibuat untuk meningkatkan kesejahteraan manusia sebagai sarana teror dan penghancuran terhadap mereka yang pandangannya tidak sejalan dengan kita adalah bukti jatuhnya kemanusiaan dan dominasi kebiadaban dan kriminalitas,” katanya.
“Peristiwa ini sekali lagi menunjukkan bahwa meskipun negara-negara Barat dan Amerika mengklaim mereka menginginkan gencatan senjata, mereka secara praktis menawarkan dukungan penuh untuk kejahatan membabi buta, pembunuhan, dan pembunuhan berencana.”
Presiden Iran mengatakan negara-negara Muslim harus bergandengan tangan untuk memutus mata rantai pembantaian Israel.
“Obat untuk situasi ini dan memutus mata rantai penindasan dan kejahatan rezim Zionis dan para pendukungnya terhadap Palestina yang tertindas dan dunia Muslim terletak pada persatuan dan kohesi umat Islam dan negara-negara Islam,” katanya.
Ledakan ribuan pager yang banyak digunakan oleh faksi-faksi perlawanan dan juga pekerja layanan publik menyebabkan sedikitnya selusin orang tewas dan sekitar 3.000 orang terluka.
Pemerintah Lebanon menyalahkan Israel dan berjanji untuk mengajukan pengaduan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa atas serangan itu.
Kemudian pada hari Rabu, sebanyak 20 orang tewas dan lebih dari 450 lainnya terluka setelah lebih banyak perangkat komunikasi meledak di seluruh Lebanon, termasuk di ibu kota Beirut serta bagian selatan dan timur negara itu.
Baca juga: Iran Beri Peringatan Tanggapan Setelah Duta Besar Terluka dalam Serangan Israel di Lebanon
Rezim Israel menolak berkomentar mengenai perkembangan tersebut, tetapi Hizbullah menganggapnya bertanggung jawab penuh.
Insiden hari Rabu tersebut menandai insiden paling mematikan yang menargetkan Lebanon sejak 7 Oktober, ketika rezim tersebut mengintensifkan serangan mematikannya terhadap negara tersebut.
Hizbullah telah berjanji bahwa rezim Israel akan menerima ‘hukuman yang adil’ atas serangan tersebut.