Aljir, Purna Warta – Presiden Aljazair menegaskan bahwa negara Aljazair tidak akan pernah melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel.
Presiden Aljazair Abdel Majid Taboun menegaskan kembali penentangan Aljazair terhadap normalisasi hubungan dengan rezim Israel.
“Setiap negara bebas melakukan apapun yang diinginkannya, tetapi Aljazair tidak akan pernah menormalkan hubungan dengan rezim Zionis dan tidak akan pernah melakukannya sampai negara Palestina merdeka,” kata Tebon kepada mingguan Prancis Le Point.
Baca Juga : Sultan Oman Kirim Delegasi ke Yaman
Menurut situs al-Khaleej al-Jadeed, pernyataan Tebon menggarisbawahi posisi lama pemerintah Aljazair dalam menentang normalisasi hubungan dengan rezim Zionis. Februari lalu, delegasi parlemen Aljazair meninggalkan Majelis Parlemen Internasional karena adanya partisipasi anggota parlemen Israel.
Awal bulan ini, anggota parlemen Aljazair mengajukan RUU yang mengkriminalisasi normalisasi hubungan dengan rezim Zionis kepada ketua parlemen. Rencana tersebut mencakup klausul yang melarang perjalanan atau kontak langsung atau tidak langsung dengan Tel Aviv.
“Tidak mungkin untuk membuka kembali perbatasan dengan tetangga kami, yang memprovokasi dan menyerang kami setiap hari,” kata presiden Aljazair dengan tegas tentang pembukaan kembali perbatasan darat negara itu dengan Maroko.
“Untuk waktu yang lama, Maghrib selalu menjadi agresor dan kami tidak akan pernah menyerang tetangga kami, tetapi jika kami diserang, tidak ada keraguan bahwa kami akan membalas dendam,” tambahnya.
Baca Juga : Operasi al-Hashd al-Shaabi Melawan ISIS di Samarra Selatan
Mengenai masalah Sahara Barat, yang merupakan titik paling penting pertikaian antara Aljazair dan Maghrib, dia mengatakan bahwa Maghrib harus segera kembali ke solusi yang dapat diterima di bawah hukum internasional.
Perbatasan darat Aljazair-Maroko telah ditutup sejak Januari 1995 menyusul tuduhan Maroko terhadap Aljazair atas keterlibatannya dalam serangan teroris di Hotel Atlas Asni di Maroko (akhir Desember 1994).