Politisi Amerika: Serangan AS Terhadap Suriah Adalah Hadiah Untuk ISIS

serangan ke suriah

Washington, Purna Warta – Seorang politisi AS menganggap serangan AS baru-baru ini terhadap Suriah sebagai hadiah untuk ISIS, mantan senator lokal Virginia itu mengatakan bahwa tidak ada negara di dunia yang melakukan lebih banyak serangan militer terhadap negara asing selain AS.

Sementara pejabat pemerintah AS, yang dipimpin oleh Joe Biden, mengklaim telah melakukan serangan di Suriah beberapa hari lalu dengan dalih mencegah serangan lebih lanjut terhadap pasukannya di Irak, sedangkan politisi AS memiliki pandangan berbeda dari pandangan pemerintahan Biden.

“Pasukan Mobilisasi Rakyat Irak (Al-Hashd al-Shaabi) memiliki agenda menumpas terorisme terutama dalam memberantas ISIS, dan pasukan ini sangat efektif dalam melawan kelompok teroris tersebut. Oleh sebab itulah Amerika Serikat menyerang Al-Hashd al-Shaabi di perbatasan dan hal ini dianggap sebagai usaha untuk membantu ISIS,” kata Richard Black, mantan anggota Senat Virginia.

“Serangan roket baru-baru ini di Zona Hijau di Baghdad hanyalah alasan bagi pemerintahan Biden untuk menyerang Suriah. Serangan yang menargetkan wilayah Suriah sepenuhnya telah melanggar hukum internasional,” kata Black.

AS memiliki taktik baru melalui tangan teroris ISIS dalam melawan pasukan perlawanan. Sehingga kita bisa melihat bahwa Kebijakan AS, yang selalu mengklaim pasukannya yang anti-terorisme di Irak tersebut melakukan serangan terhadap Suriah, yang mana pada hakikatnya AS memberikan kekuatan kepada  ISIS .  Kapan pun AS menginginkan maka serangan udara AS akan dilakukan untuk membantu ISIS dalam melawan musuh-musuh mereka.

Black menyatakan bahwa “pasukan yang terbunuh selama serangan AS di perbatasan Suriah sebenarnya adalah anggota resmi angkatan bersenjata Irak, bukan teroris. Tidak ada negara di dunia yang melakukan lebih banyak serangan militer terhadap negara asing selain Amerika Serikat.”

“Presiden AS lah yang memiliki keputusan untuk menghentikan perang.  Namun, Biden tidak dapat melakukannya kalau pasukannya tidak di tarik dari wilayah tersebut. Amerika Serikat telah berulang kali menggunakan serangan terhadap militernya sebagai alasan untuk memperkuat kehadirannya di Irak. Jika Joe Biden benar-benar ingin melakukan hal positif di kawasan, dia harus memerintahkan pasukan AS untuk meninggalkan Timur Tengah dalam waktu 90 hari. Meski menurutku itu tidak akan terjadi,” ujar Black.

Departemen Pertahanan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan dua pekan lalu pada hari Jumat bahwa militer AS telah membom posisi milik kelompok perlawanan di Suriah timur atas perintah Joe Biden.

Namun, presiden AS mengirim surat kepada Kongres dan mencoba melakukan pembenaran atas  serangan di Suriah timur dengan dalih mencegah serangan lebih lanjut terhadap pasukan AS di Irak.

Baca juga: Amerika Serikat Pindahkan 10 Teroris ISIS ke Deir ez-Zor, Suriah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *