Baghdad, Purna Warta – Menurut surat kabar Politico, mengutip seorang pejabat AS dan dua orang terpercaya, disebutkan bahwa diakhirinya misi militer AS di Irak tidak berarti mereka menarik pasukan dari negara itu.
Surat kabar tersebut menekankan bahwa program yang rencananya akan dirilis pada Senin itu tidak membahas isu penarikan pasukan dari Irak secara keseluruhan, namun sejumlah pasukan AS akan tetap berada di sana.
Baca Juga : Pemimin Tertinggi Iran Terima Suntikan Dosis Kedua Vaksin Produksi Iran
Menurut para sumber tersebut, sebagian prajurit AS akan ditugadkan untuk memberikan dukungan logistik dan konsultasi kepada pasukan Irak. dan Angkatan udara AS, intelijen dan pasukan pengintai akan tetap berada di tanah Irak untuk apa yang mereka sebut sebagai perang melawan ISIS.
Pernyataan yang mengumumkan perubahan kebijakan AS ke Irak itu adalah hasil negosiasi strategis antara pejabat Irak dan AS selama beberapa tahun terakhir, tulis Politico. Dengan demikian, pasukan AS, yang secara resmi berjumlah sekitar 2.500, tidak akan banyak berubah, tetapi pasukan tempur akan digantikan oleh pasukan yang akan fokus pada misi penasehat dan konsultan.
Fuad Hussain, Menteri Luar Negeri Irak pada Kamis telah menegaskan bahwa negaranya tidak membutuhkan pasukan darat AS karena Irak telah memilikimya dalam jumlah yang cukup. Ia mengatakan, Irak membutuhkan kerja sama dalam bidang intelijen, pelatihan, dan pasukan yang dapat membantu di bidang angkatan udara.
Perlu diingat, menyusul tindakan kriminal Amerika Serikat dalam pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, dan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil kepala Kelompok Populer Irak Al-Hashd Al-Shaabi pada Januari 2020, Parlemen Irak telah mengesahkan resolusi penarikan pasukan asing dari Irak. Namun, Amerika Serikat terus bersikeras menentang resolusi itu dan tetap berada di Irak.
Baca Juga : Hubungan Indonesia-Iran: Tantangan, Peluang dan Prospek
Terlepas dari pernyataan pejabat AS dan Irak tentang pembatasan misi militer asing untuk melatih dan memberi nasihat kepada pasukan Irak, kelompok perlawanan Irak telah mengklaim AS terus memasukkan konvoi logistik secara luas ke dalam Irak dan terlibat dalam operasi militer di negara itu. Hal ini bertwmtamgan dengan kebijkan pembatasan misi militer AS.
“Pembicaraan strategis putaran keempat antara Irak dan Amerika Serikat akan menjadi putaran terakhir,” katanya Fuad Hussain merujuk pada putaran keempat pembicaraan strategis antara Baghdad dan Washington.