Polisi Iran Gagalkan Rencana Serangan Bunuh Diri di Teheran

Teror tehan

Tehran, Purna Warta – Brigadir Jenderal Kedua Keyvan Zahiri, kepala polisi untuk Teheran Barat, dalam sambutannya pada hari Rabu (23/11) mengatakan bahwa informasi kemungkinan bom bunuh diri yang menargetkan pusat keagamaan kota Qods telah diterima oleh polisi pada 16 November.

Pasukan polisi, katanya, segera membentuk tim dan memusatkan perhatian pada tempat persembunyian teroris dalam waktu kurang dari 24 jam, dan menangkap biang keladi utama melalui “operasi kejutan” pada awal 17 November.

Dua pistol, sejumlah amunisi, tiga peredam suara, tujuh kilogram bahan peledak, dan sebuah remote control disita dari milik teroris, lanjut komandan itu, seraya menambahkan bahwa komplotannya ditangkap pada hari itu juga.

Iran dalam beberapa bulan terakhir telah menetralisir beberapa sel teroris. Para militan terlibat dalam pembuatan bahan peledak dan bom buatan tangan yang ada hubungannya dengan orang asing dan berencana untuk melakukan tindakan kontra-keamanan, serta membentuk kelompok operasional untuk mengarahkan kerusuhan di Iran.

Pengumuman itu muncul di tengah serentetan serangan teror di seluruh negeri Iran dalam beberapa pekan terakhir, yang menewaskan sejumlah polisi, paramiliter Basij dan warga sipil.

Pada pertengahan November, seorang penyerang bersenjata berat menewaskan 15 orang dan melukai 19 lainnya dalam serangan di Shah Cheragh, saat para peziarah mengunjungi tempat Haram tersebut.

Ada juga serangan teror serupa di Khuzestan, Isfahan dan Mashhad, yang secara fatal menargetkan warga sipil serta pasukan keamanan.

Para pejabat Iran telah menekankan tekad Teheran untuk menghukum para pelaku dan dalang serangan berdarah itu.

Insiden tragis itu terjadi ketika protes meletus di beberapa kota di Iran atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita Iran berusia 22 tahun yang pingsan di kantor polisi pada pertengahan September dan beberapa hari kemudian dinyatakan meninggal di rumah sakit. Demonstrasi segera berubah menjadi kekerasan.

Sebuah laporan resmi oleh Organisasi Kedokteran Hukum Iran mengumumkan bahwa kematian kontroversial Amini disebabkan oleh penyakit daripada dugaan pukulan ke kepala atau organ tubuh vital lainnya.

Para pejabat Iran menyalahkan negara-negara Barat karena telah mengatur kerusuhan untuk mengacaukan negara.

Ali Khamenei mengecam keras kerusuhan mematikan itu, dengan mengatakan bahwa kerusuhan itu diatur sebelumnya oleh Amerika Serikat dan rezim Israel.

“Saya menyatakan dengan jelas bahwa perkembangan ini direncanakan oleh Amerika, rezim Zionis dan pembantunya. Masalah utama mereka adalah dengan Iran yang kuat dan mandiri serta kemajuan negara. Bangsa Iran terbukti cukup kuat selama peristiwa baru-baru ini dan akan dengan berani tampil di mana pun diperlukan di masa depan,” tambahnya.

Para pejabat Iran menyalahkan Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara Barat karena ikut campur dalam urusan internal Iran atas kematian Mahsa. Mereka menganggap AS dan sekutunya telah berprilaku “oportunisme dan dan menjadikan hak asasi manusia sebagai alat.”

Teheran mengingatkan bahwa negara-negara yang dasarnya di sepanjang sejarahnya sebagai negara penghasutan perang dan kekerasan di seluruh dunia, tidak memiliki legitimasi yang dapat memberi wewenang kepada mereka untuk “memoralisasikan orang lain” mengenai hak asasi manusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *