Beirut, Purna Warta – Perdana menteri Lebanon mengatakan rezim Israel harus berkomitmen penuh pada perjanjian gencatan senjata baru-baru ini yang diharapkan akan mengakhiri eskalasi mematikan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan terhadap negara tersebut.
“Saya menuntut komitmen penuh musuh terhadap perjanjian gencatan senjata, penarikan diri dari semua wilayah, dan penerapan Resolusi 1701,” kata Najib Mikati pada hari Rabu, mengacu pada resolusi yang diratifikasi oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2006 dalam upaya untuk mengakhiri perang mematikan oleh rezim terhadap negara tersebut.
Pernyataan tersebut muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima kesepakatan gencatan senjata setelah pertemuan “kabinet keamanan”-nya untuk membahas proposal relevan yang telah diajukan oleh Amerika Serikat dan Prancis.
Rezim Israel mulai mengambil Lebanon di bawah agresi mematikan yang intensif Oktober lalu setelah melancarkan perang genosida di Jalur Gaza. Agresi tersebut telah merenggut nyawa sedikitnya 3.768 orang, termasuk 42 orang yang tewas di seluruh negeri pada hari Selasa, selain melukai 15.699 orang lainnya.
Perdana Menteri Lebanon mendesak warga sipil dan pejabat negara untuk bekerja lebih jauh guna menyelesaikan perbedaan pendapat di tengah situasi sensitif yang dihadapi negara tersebut.
“Kita hidup di masa yang luar biasa, dan tanggung jawabnya besar dan kolektif untuk bersatu dan membangun negara yang melindungi pencapaian,” katanya.
Sementara itu, Mikati memuji tingkat solidaritas apa pun yang telah dicapai di antara jajaran rakyat berkat upaya pemersatu mereka.
“Semua orang bertaruh pada perselisihan, tetapi meskipun kondisi sosial yang sulit, kami menyaksikan warga saling merangkul,” tambahnya.
Menepati janjinya untuk membela negara dari musuh-musuhnya, gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon telah menanggapi agresi Israel dengan ratusan serangan balasan yang berhasil terhadap berbagai target militer yang sensitif dan strategis di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, sambil menangkis upaya pasukan Israel untuk maju ke wilayah Lebanon selatan.
Para pengamat menganggap serangan yang penuh kemenangan itu menjadi alasan utama di balik persetujuan Tel Aviv atas kesepakatan gencatan senjata.
Perdana Menteri Lebanon mengakhiri sambutannya dengan meramalkan masa depan yang lebih baik bagi negara itu mengingat tingkat pemahaman saat ini yang telah dicapai di antara para anggota negara tersebut.
“Kami sepenuhnya yakin bahwa masa depan akan lebih baik bagi Lebanon, asalkan kita mengesampingkan perbedaan-perbedaan kita.”