Beirut, Purna Warta – Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengutuk serangan Israel yang menyebabkan cederanya tiga pengamat PBB dan seorang penerjemah di selatan negara itu.
Pernyataan pada hari Sabtu dari kantor Mikati mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Aroldo Lozaro, yang menjabat sebagai komandan misi penjaga perdamaian PBB yang dikenal sebagai UNIFIL, untuk menyesalkan “penargetan” dan melukai staf PBB di Lebanon selatan.
Dalam sebuah pernyataan, UNIFIL menyebut serangan di pagi hari terhadap kendaraan yang membawa pengamat PBB di luar kota perbatasan Rmeish “tidak dapat diterima” dan mengatakan pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut.
Pihak berwenang setempat mengatakan tiga pengamat teknis tak bersenjata, yang dilaporkan berasal dari Norwegia, Chile dan Australia dan bekerja di bawah misi yang dikenal sebagai UNTSO, dirawat karena luka-luka mereka bersama dengan penerjemah asal Lebanon.
Kantor berita Reuters mengutip sumber keamanan yang mengatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh Israel. Rezim Israel membantah bertanggung jawab.
Hal ini terjadi ketika rezim tersebut telah menyerang warga sipil dan pejuang gerakan perlawanan Lebanon Hizbullah sejak awal Oktober ketika Hizbullah memulai kampanye untuk menargetkan situs militer di wilayah pendudukan Palestina untuk memaksa Israel menghentikan agresi di Gaza.
Lebih dari 320 orang, termasuk banyak warga sipil, tewas dalam serangan Israel di Lebanon selama beberapa bulan terakhir. Militer rezim tetap bungkam mengenai jumlah korban jiwa yang dideritanya dalam serangan Hizbullah.
Israel berusaha menghindari konfrontasi dengan Hizbullah di tengah agresinya di Gaza. Hizbullah juga menolak menerima seruan AS dan sekutu Israel lainnya untuk berhenti menyerang rezim tersebut, dan mengatakan bahwa kampanye tersebut akan terus berlanjut sampai Israel menghentikan serangannya di Gaza.