New York, Purna Warta – Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada hari Senin mengatakan bahwa Iran telah melewati semua “garis merah” nuklir. Ia berjanji untuk mencegah negara itu untuk memiliki senjata nuklir, bahkan jika Israel harus bertindak sendiri.
“Program senjata nuklir Iran berada pada titik kritis. Semua garis merah telah dilanggar,” kata Bennett dalam pidato pertamanya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menurut Reuters.
“Program nuklir Iran telah mencapai titik kritis, dan begitu pula toleransi kita. Kata-kata tidak menghentikan sentrifugal untuk berputar,” tambah Bennett. Ia juga bersumpah bahwa Israel “tidak akan membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir.”
Teguran keras Bennett terhadap Iran datang setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir PBB, merilis pernyataan yang mengatakan Iran gagal mematuhi kesepakatan pemantauan nuklirnya, yang disepakati awal bulan ini.
Pejabat tinggi di IAEA dan kepala Organisasi Energi Atom Iran mencapai kesepakatan awal bulan ini untuk mengizinkan inspektur dari pengawas untuk “menyervis peralatan yang diidentifikasi dan mengganti media penyimpanan mereka yang akan disimpan di bawah segel bersama IAEA dan AEOI di Republik Islam Iran.”
Menurut IAEA, bagaimanapun, Iran tidak mengizinkan inspektur untuk mengakses bengkel manufakturnya di kompleks TESA Karaj.
Bennett pada hari Senin mengatakan Iran berusaha untuk mengendalikan Timur Tengah di bawah “payung nuklir” dan meminta masyarakat internasional untuk bersama-sama menghentikan upaya nuklir Iran.
“Tujuan besar Iran sangat jelas bagi siapa saja yang peduli untuk membuka mata mereka: Iran berusaha untuk mendominasi kawasan – dan berusaha melakukannya di bawah payung nuklir,” kalim Bennett, menurut The Associated Press.
“Jika kita menempatkan kepala kita untuk itu, jika kita serius menghentikannya, jika kita menggunakan akal kita, kita bisa menang,” tambahnya, menurut Reuters.