Pipa Goreh – Jask Cegah Sabotase AS Pada Ekspor Minyak Iran

Pipa Goreh - Jask Cegah Sabotase AS Pada Ekspor Minyak Iran

Tehran, Purna Warta – Keberadaan pipa Goreh – Jask disinyalir mampu mencegah usaha sabotase Amerika Serikat terkait ekspor Minyak Iran.

Web site Oil Price menulis: Rute pengiriman minyak Iran adalah sesuatu yang jelas menjadi targetan Amerika Serikat untuk melumpuhkan sektor minyak Iran yang pada akhirnya akan mempengaruhi terhadap ekonominya.

Akan tetapi dengan pembangunan pipa Goreh – Jask,  harapan AS terhadap Iran pupus sudah. Tehran juga dapat menggunakan ancaman penutupan Selat Hormuz karena alasan politik tanpa sepenuhnya menghancurkan pendapatan ekspor minyaknya.

Baca Juga : Sayyid Raeisi: Republik Islam Iran Berupaya Perkuat Perdamaian dan Stabilitas di Kawasan

Pada tanggal 22 Juli, dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh mantan Presiden Hassan Rouhani, mengenai rencana pemindahan minyak dari Goreh ke Jask diresmikan.

Proyek ini dikatakan sebagai proyek 100% produk Iran di industri minyak yang menjadi pusat sanksi, dan menjadi aspek strategis dan keamanan dalam berekonomi.

Dua hari setelah pembukaan resmi proyek tersebut, France 24 menulis dalam sebuah laporan bahwa terminal minyak baru Iran adalah langkah strategis untuk melewati Selat Hormuz dan meningkatkan penjualan minyak, serta memberi Iran kemampuan strategis untuk memasarkan minyaknya di bawah ketegangan yang intens.

Pentingnya Terminal Jask dan Pipa Goreh-Jask

Oil Price menuliskan bahwa terminal minyak Jask Iran sekarang sepenuhnya siap untuk memuat minyak mentah dalam jumlah besar untuk pembeli terbesar dunia melalui Teluk Oman, dan pengiriman pertama 100.000 ton minyak dijadwalkan akan dimuat dari terminal ini dalam beberapa hari ke depan.

Baca Juga : Detail Pelantikan Presiden Baru Republik Islam Iran

Pentingnya terminal baru ini hampir tidak dapat disangkal lagi, karena terminal ini memungkinkan Iran untuk mengangkut produk minyak dan petrokimia dari ladang utamanya melalui Goreh ke pelabuhan Jask.

Singkatnya, pembangunan pipa Goreh-Jask 42 inci dan terminal minyak Jask akan memungkinkan Iran untuk menghindari sanksi AS terhadapnya, sementara pada saat yang sama memungkinkan Iran untuk memasok sumber daya minyak lainnya yang menyeberangi Selat Hormuz (sekitar 35% dari total minyak di dunia).

Hingga selesainya fasilitas minyak besar-besaran Jask, dan mengingat sanksi terhadap Iran tetap berlaku setelah penarikan sepihak AS dari JCPOA pada Mei 2018, Teheran, untuk menghindari sanksi telah mengambil langkah untuk melanjutkan dan meningkatkan ekspor minyak mentahnya, terutama ke China.

Langkah-langkah ini termasuk mengubah nama minyak Iran menjadi minyak Irak di perbatasan dan di reservoir minyak bersama kedua negara, menggunakan broker internasional untuk menyembunyikan pergerakan minyak Iran di bawah perlindungan pelanggan lain, mentransfer kapal minyak Iran ke Malaysia, Indonesia dan perairan teritorial Iran, China dan integrasi minyak Iran di jalur ekspor pipa minyak Irak.

Baca Juga : Iran Laporkan Tuduhan Serangan Terhadap Kapal Mercer Kepada Kepala Dewan Keamanan PBB

Dengan pembangunan pipa Gore-Jask dan terminal minyak Jask, volume minyak yang dapat diangkut Iran secara bebas ke China dan pelanggan target lainnya di Asia akan meningkat secara dramatis.

Iran Memblokir Jalan bagi AS untuk Melumpuhkan Sektor Minyaknya

Seorang sumber senior di industri minyak dan gas yang bekerja erat dengan Kementerian Perminyakan Iran mengatakan, “Bahkan sebelum sanksi AS diberlakukan kembali, terminal Khark menyumbang sekitar 90 persen dari semua ekspor minyak Iran dan sisanya melalui terminal Lavan dan Jazireh Siri. Dengan ini target Amerika Serikat untuk melumpuhkan perdagangan minyak Iran sudah tertutup.”

Baca Juga : Erdogan: Dengan Bantuan Iran, Jumlah Pesawat Pemadam Kebakaran Bertambah

“Selain itu, sempitnya Selat Hormuz yang berlebihan membuat kapal tanker harus melintasinya dengan sangat lambat. Dengan demikian, biaya transit meningkat dan aliran pendapatan tertunda.”

“Sebaliknya, Iran ingin memanfaatkan ancaman – atau kenyataan yang ada – penutupan Selat Hormuz karena alasan politik, tanpa mengganggu pendapatan ekspor minyaknya.”

Total $50 Miliar Pendapatan Tambahan karena Pulihnya Ladang Minyak

Pertama, minyak yang berasal dari Goreh diekstraksi dari ladang minyak yang kaya di wilayah Karun barat, seperti ladang besar Azadegan Utara, Azadegan Selatan, Yaran Utara, Yaran Selatan dan Yadavaran. Ladang-ladang ini, khususnya, adalah difokuskan oleh Iran untuk meningkatkan tingkat pemulihan rata-rata sumber minyak utamanya, yakni  dari 4 persen saat ini menjadi setidaknya 12 persen selama dua tahun ke depan.

Baca Juga : Demi Tekan Iran, Biden Lancarkan Kebijakan untuk Tingkatkan Ketegangan

Menurut sumber informasi Iran, untuk setiap peningkatan satu persen dalam tingkat pemulihan Karun Barat, cadangan yang dapat didaur ulang meningkat sebesar 670 juta barel. Jika harga rata-rata minyak Brent adalah $ 70 per barel, ini setara dengan $ 50 miliar pendapatan tambahan untuk Iran per satu persen kenaikan.

Mengingat bahwa biaya mengekstraksi satu barel minyak mentah di Iran lebih rendah dengan biaya yang digunakan di dunia internasional, seperti Arab Saudi (satu hingga dua dolar) – hal ini menunjukkan kemudahan ekstraksi yang serupa – peningkatan tingkat pemulihan Iran (ladang minyak) seperti itu adalah sangat cukup masuk akal. Tingkat pemulihan rata-rata untuk ladang minyak Saudi setidaknya 50 persen. Arab Saudi sedang berupaya meningkatkan angka itu menjadi 75 persen dalam dua tahun ke depan.

Ketika JCPOA  secara resmi diimplementasikan pada tanggal 16 Januari 2016, sejumlah perusahaan minyak internasional mempresentasikan rencana realistis kepada Kementerian Perminyakan Iran yang menjelaskan bagaimana perusahaan-perusahaan ini dapat mencapai tingkat pemulihan rata-rata di Karun Barat dengan relatif mudah: pada tahap pertama , minimal 12,5% dalam satu tahun, 20% dalam dua tahun dan 50% dalam 5 tahun.

Baca Juga : Bisakah Amerika Serikat Bersekutu Dengan China Lawan Iran?

Segera setelah minyak mencapai terminal Jask, disimpan dalam 20 tangki penyimpanan dengan kapasitas masing-masing 500.000 barel pada fase pertama (totalnya sejumlah 10 juta barel) untuk dimuat kemudian di kapal tanker raksasa (VLCCs) dan dipindahkan dari Teluk Oman ke Laut Arab lalu ke Samudra Hindia.

Pada tahap kedua, kapasitas penyimpanan akan ditingkatkan menjadi 30 juta barel. Kapal tanker raksasa (VLCCs) ini akan ditempatkan di fasilitas pelayaran yang menelan biaya sekitar $200 juta pada tahap pertama. Rencana Iran selanjutnya adalah peningkatan kapasitas transportasi reguler sebagian besar produk minyak dan petrokimia yang berbeda, terutama di Asia.

Selain itu, sistem pemuatan single-point mooring (SPM) dengan kapasitas 7.000 meter persegi per jam baru-baru ini memasuki Asaluyeh di Iran selatan, yang memungkinkan negara itu memuat kondensat gas di ladang besar gas Pars Selatan.

Sistem ini (SPM) memungkinkan kapal tanker untuk memindahkan kargo cair, seperti produk minyak bumi.

Baca Juga : Pusat Inovasi Industri Nuklir Pertama Dibuka di Iran

“Beberapa perangkat lagi akan dipasang di selatan Teluk Oman dalam beberapa bulan mendatang karena mereka sangat berguna di daerah di mana fasilitas khusus tidak tersedia untuk memuat atau menurunkan kargo cair,” kata sumber informasi Iran.

Single-berth mooring system (SPMs) beroperasi pada perangkat yang sama seperti di Irak, yang berarti bahwa mereka akan ditempatkan bermil-mil jauhnya dari fasilitas darat dan dihubungkan dengan serangkaian jaringan pipa bawah laut, dan dapat memasok VLCC terbesarnya.

Kemungkinan Terselesaikannya Pembangunan Pipa Iran-Pakistan-China

Kepemilikan kapasitas penyimpanan minyak yang besar dalam jarak seperti perjalanan laut langsung ke India ini berarti kebutuhan pada finalisasi proyek pipa Iran-Pakistan-China semakin besar pula.

Menurut laporan tersebut, sumber Iran mengatakan, “Hal ini mengharuskan Iran untuk masuk ke dalam proyek-proyek Pakistan, yang merupakan salah satu kepentingan strategis Teheran.”

Baca Juga : Jurnal The Wall Street: Amerika Serikat Berusaha Boikot Drone dan Rudal Iran

“Hal itu juga berarti bahwa Iran dapat mengirim minyak atau apa pun yang diinginkannya ke kapal tankernya ke wilayah Yaman dan menjadi ancaman terus-menerus bagi Arab Saudi.”

Mengingat hubungan yang luas dan mendalam antara Iran dan China, rute serta rencana ini sepenuhnya sejalan dengan proyek One Belt One Road China.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *