Beirut, Purna Warta – Rezim Israel telah melancarkan agresi baru terhadap Lebanon dan menargetkan pinggiran selatan ibu kota Beirut dengan rudal saat entitas pendudukan memperluas serangan brutalnya terhadap negara tersebut.
Jaringan televisi Lebanon al-Mayadeen mengatakan dua serangan dilancarkan pada hari Jumat oleh pesawat nirawak Israel, yang diikuti oleh serangan ketiga yang melibatkan “pengeboman yang sangat hebat” oleh pesawat tempur rezim tersebut.
Serangan tersebut menargetkan wilayah selatan Beirut di Tayyouneh, Ghobeiry, dan Bourj al-Barajneh, yang menyebabkan kerusakan signifikan pada bangunan.
Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon melaporkan “serangan hebat” yang dilakukan dengan dua rudal yang ditembakkan oleh “pesawat musuh” di wilayah Bourj al-Barajneh.
Maan al-Khalil, wali kota Ghobeiry, dikutip oleh al-Mayadeen mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jumlah serangan udara di wilayah tersebut telah mencapai 11 dalam waktu kurang dari 48 jam.
Khalil menekankan bahwa serangan udara baru-baru ini menargetkan wilayah sekitar kotamadya dan jalan utama Ghobeiry, yang mengakibatkan kerusakan parah pada bangunan tempat tinggal dan infrastruktur vital.
Menggambarkan serangan tersebut sebagai “upaya untuk mencekik masyarakat sipil Lebanon,” wali kota Ghobeiry memuji tekad rakyat Lebanon yang tak tergoyahkan dan berkata, “Kami teguh dan akan bertahan. Kami akan membangun kembali semua yang telah dihancurkan oleh pendudukan Israel.”
Bank Dunia mengatakan dalam sebuah laporan baru pada hari Kamis bahwa agresi brutal Israel terhadap Lebanon telah menimbulkan kerugian ekonomi dan fisik yang besar bagi negara tersebut sejak Oktober lalu, sehingga jumlah kerugian yang diderita oleh negara tersebut mencapai lebih dari $8,5 miliar.
Israel melancarkan serangan darat dan kampanye udara besar-besaran terhadap Lebanon pada akhir September setelah satu tahun saling tembak melintasi perbatasan Lebanon bersamaan dengan perang Gaza.
Setidaknya 3.287 orang tewas dalam serangan Israel di Lebanon selama setahun terakhir, dengan sebagian besar tewas dalam tujuh minggu terakhir. Sebanyak 14.222 orang lainnya terluka, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Sebagai tanggapan atas agresi yang sedang berlangsung, gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, telah melancarkan ratusan serangan balasan terhadap wilayah Palestina yang diduduki dan pasukan Israel yang mencoba maju ke wilayah Lebanon selatan.
Pada hari Kamis, Hizbullah melakukan operasi balasan baru terhadap target-target Israel jauh di dalam wilayah yang diduduki, menghantam sejumlah pangkalan militer penting rezim tersebut di Tel Aviv dan Haifa.
Gerakan tersebut telah berjanji untuk mempertahankan serangannya hingga rezim tersebut mengakhiri eskalasi.