Tel Aviv, Purna Warta – Naftali Bennett memulai pidato di majlis pemungutan suara di Parlemen Israel, Knesset, dan memulainya dengan ucapa terima kasih kepada Benjamin Netanyahu dan Propaganda Iran.
Meski demikian, sebagian anggota perwakilan partai Likud berteriak untuk menghentikan orasi Naftali Bennett. Bahkan dilaporkan bahwa dua Wakil partai Likud dibawa keluar majlis.
Baca Juga : Pasca Perang Gaza, Kemana Kereta Normalisasi Melaju?
Beberapa laporan juga mewartakan bahwa Yariv Levin, Ketua Knesset, memberikan perintah kepada beberapa Wakil untuk meninggalkan ruangan karena kondisi ruang Parlemen yang panas.
Salah satu bagian orasi Kandidat PM terselip propaganda versus Iran. Naftali Bennett menyatakan bahwa program nuklir Iran adalah masalah utama Kabinetnya.
Menurut kaca mata Bennett, kembali ke perjanjian nuklir dengan Iran adalah satu langkah salah. Israel tidak akan membiarkan Iran mendapatkan senjata atom.
“Timur Tengah (Asia Barat) yang mengeluarkan banyak uang hingga saat ini belum pulih semenjak resolusi nuklir Iran. Kembali ke JCPOA adalah satu kesalahan dan itu adalah satu bentuk legitimasi kepada Tehran. Israel bukanlah satu pihak dalam resolusi ini dan terus akan melaksanakan hak pertahanannya,” jelasnya.
Baca Juga : Mantan Kepala Mossad Ungkap Bagaimana Israel Curi Dokumen Nuklir Iran
Hamas juga tak luput dari sorotnya. Naftali Bennett menyatakan, “Jika Hamas memilih jalan keras melawan Israel, mereka akan menghadapi tembok besi.”
Naftali Bennett juga menyindir masalah Pemilu putaran kelima ataupun keenam. Dia menegaskan bahwa koalisi baru akan mencegah Pemilu lain dan mengklaim bahwa Kabinetnya akan membuka pintu baru dengan Arab mukim Palestina Pendudukan.
“Saya berikan poin kepada Benjamin Netanyahu, yang telah membangun pondasi dalam pertemuannya dengan Mansour Abbas (kepala partai Joint List Arab),” pujinya.
Kandidat Perdana Menteri Israel yang akan bergantian dengan Yair Lapid ini juga mengklaim bahwa dirinya akan mendukung pembangunan ekonomi Palestina yang akan meminimalisir konflik dan jurang.
Baca Juga : Akhiri Periode Benjamin Netanyahu, Naftali Bennet Sah Sebagai Perdana Menteri
Selain memberikan poin kepada Netanyahu, Naftali Bennett juga berterimakasih kepada Joe Biden, Presiden AS, yang telah mendukungnya dalam menyusun Kabinet di bawah kebijakan yang bernama keamanan Israel dan menjanjikan kerjasama erat dengan Demokrat dan Republik AS.
“Seandainya ada perseteruan, maka hal tersebut akan diselesaikan dengan jalan hormat dan penuh kepercayaan antar sesama,” tegasnya.
Sementara Yair Lapid, kawan koalisi Naftali Bennett, enggan untuk berpidato di tengah anggota Knesset. Kepada seluruh anggota Parlemen, Yair Lapid mengatakan alasannya bahwa hal tersebut dia lakukan karena adanya gangguan di sepanjang pidato Naftali Bennett. Tingkah partai Netanyahu sangatlah memalukan, menurutnya.