Teheran, Purna Warta – Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengakui peran vital perawat dalam menjaga kesehatan masyarakat. Ia mengatakan bahwa para perawat berada di garda terdepan sistem pelayanan kesehatan negara dan memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan nasional.
Baca juga: Iran Kecam Serangan terhadap Warga Sipil di Sudan
Berbicara dalam upacara peringatan Hari Perawat pada hari Rabu, Pezeshkian mengatakan bahwa menjaga kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama pemerintahannya.
Ia menyatakan bahwa perawat berada di garda terdepan dalam memerangi penyakit dan menjaga kesehatan masyarakat. Ia menambahkan bahwa dengan bantuan perawat dan semangat solidaritas, bangsa ini dapat mengatasi kesulitan dan membangun Iran yang bangga dan bermartabat.
Presiden juga menyampaikan apresiasi atas pengorbanan dan upaya komunitas medis, khususnya perawat, selama perang 12 hari yang diberlakukan pada bulan Juni. Beliau mencatat bahwa kewaspadaan masyarakat, terutama tenaga medis, selama periode tersebut patut dipuji.
Presiden menyebut perang 12 hari yang diberlakukan tersebut sebagai salah satu tantangan yang dihadapi negara dalam beberapa bulan terakhir. Beliau menyatakan bahwa musuh Zionis telah membayangkan bahwa menyerang Iran dengan bom dan rudal akan mendorong orang-orang ke jalan dan menyebabkan disintegrasi negara, tetapi bangsa Iran merespons dengan cara yang menentang harapan tersebut.
Ia juga memperingatkan bahwa musuh berusaha merusak persatuan dan kohesi Iran.
Negara ini mampu menyelesaikan masalahnya jika semua lapisan masyarakat bekerja sama, mengesampingkan perbedaan, dan bertindak dengan pengetahuan dan akal sehat, Pezeshkian menyimpulkan.
Baca juga: Yayasan Saadi di Iran meluncurkan kampanye global untuk mempromosikan membaca
Pada tanggal 13 Juni, rezim Zionis melancarkan perang agresi yang tak beralasan terhadap Iran, yang menargetkan wilayah militer, nuklir, dan permukiman selama 12 hari berturut-turut. Amerika Serikat kemudian meningkatkan konflik dengan menyerang tiga fasilitas nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan pada 22 Juni.
Angkatan Bersenjata Iran memberikan respons yang segera dan tegas. Pasukan Dirgantara Garda Revolusi melancarkan 22 gelombang serangan rudal balasan dalam Operasi True Promise III, yang menimbulkan kerusakan signifikan dan kerugian besar di berbagai kota di wilayah pendudukan.
Sebagai balasan atas serangan AS, pasukan Iran juga menyerang Pangkalan Udara al-Udeid di Qatar—instalasi militer Amerika terbesar di Asia Barat—dengan rentetan rudal.
Konfrontasi berakhir pada 24 Juni, ketika gencatan senjata diberlakukan.


