Teheran, Purna Warta – Presiden Masoud Pezeshkian dengan tegas menolak tuduhan dan ancaman terbaru dari mitranya dari Amerika terhadap Iran, dengan menegaskan bahwa Republik Islam tidak akan terintimidasi oleh ancaman eksternal dan tetap teguh dalam mengejar pembangunan nasional dan perdamaian regional.
Dalam pidatonya di kota Kermanshah, Iran barat, kepala eksekutif menanggapi pernyataan Trump yang disampaikan selama perjalanannya sebelumnya ke Arab Saudi, yang menyebut Iran sebagai sumber ketidakstabilan regional.
Pezeshkian mempertanyakan kredibilitas tuduhan tersebut, dengan menyoroti, antara lain, krisis kemanusiaan di Gaza, yang disebabkan oleh agresi Israel yang tak berkesudahan yang sebagian besar dimungkinkan oleh Amerika Serikat.
“Bagaimana mereka menuduh kami sebagai sumber ketidakamanan, sementara mereka membunuh 60.000 wanita dan anak-anak di Gaza di bawah pemboman dan menahan air dan obat-obatan dari orang-orang yang tak berdaya ini? Siapa, sebenarnya, sumber ancaman?” tanya presiden.
Ia merujuk pada tingkat kematian dan hasil mengerikan lainnya dari perang genosida Israel pada Oktober 2023-sekarang di Jalur Gaza.
Tel Aviv telah mengambil alih wilayah pesisir itu di bawah pemboman mematikan yang tak berkesudahan dan membabi buta selama perang berlangsung. Serangan militer yang brutal telah menerima dukungan militer dan politik Amerika yang tak terkekang.
Saat berada di ibu kota Saudi, Riyadh, Trump telah mencoba mencirikan Iran sebagai “kekuatan paling merusak” di kawasan Asia Barat.
Ia menuduh negara itu memicu ketidakstabilan regional dan mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengizinkannya mengembangkan “senjata nuklir,” menampik penolakan total Teheran terhadap senjata nonkonvensional tersebut.
Sementara itu, Trump mengancam akan mengerahkan “tekanan maksimum besar-besaran” terhadap Republik Islam tersebut.
Namun, Pezeshkian menekankan bahwa Iran menjunjung tinggi perdamaian dan martabat manusia, membandingkan posisinya dengan tindakan mereka yang memasok senjata ke kawasan tersebut sambil mengklaim mengupayakan perdamaian.
Komitmen terhadap pembangunan nasional dan persatuan
Sementara itu, presiden menggarisbawahi pentingnya persatuan dan kemandirian dalam menghadapi tekanan eksternal.
Ia mengakui ketahanan rakyat Iran selama beberapa dekade terakhir, dengan menyatakan, “Selama 47 tahun, mereka (musuh negara) telah berusaha sekuat tenaga untuk menundukkan lembaga ini dan rakyat ini, tetapi mereka telah gagal, dan mereka akan terus gagal.”
Menyoroti peran kaum intelektual dan pemuda dalam upaya pembangunan bangsa, ia menyerukan pemanfaatan kekuatan internal negara untuk mengatasi tantangan dan mencapai kemajuan.