Pezeshkian: Iran Terbuka untuk Perundingan tetapi Tidak Akan Tunduk pada Tekanan

Teheran, Purna Warta – Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan kembali kesediaan negaranya untuk terlibat dalam perundingan tetapi menekankan bahwa Iran tidak akan menyerah pada tekanan dari kekuatan global atau memasuki perundingan di bawah paksaan.

Baca juga: Menteri Intelijen Iran: Agen Asing Selalu Berusaha Ciptakan Kekacauan di Iran Tenggara

“Kita tidak perlu takut dengan sanksi,” kata Pezeshkian pada hari Kamis, mengacu pada Memorandum Presiden Keamanan Nasional 2 Presiden AS Donald Trump, yang bertujuan untuk memangkas ekspor minyak mentah Iran menjadi nol.

“Beberapa pihak berpendapat bahwa tidak ada pilihan selain berunding dengan mereka [Amerika Serikat]. Kami tidak menolak perundingan, tetapi kami tidak seharusnya menyerah pada para penindas,” tambahnya.

Berbicara dalam sebuah pertemuan dengan para direktur badan-badan negara di Provinsi Teheran barat daya, Pezeshkian mengkritik negara-negara yang mengaku menjunjung tinggi hak asasi manusia sambil melakukan serangan militer yang menewaskan warga sipil.

“Mereka memberi tahu kita untuk tidak memiliki rudal dan amunisi sehingga mereka dapat mengebom kita kapan pun mereka mau, membuat kita tidak dapat membela diri,” katanya.

Presiden menegaskan kembali bahwa Iran tidak mencari konflik dan bertujuan untuk hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara Muslim lainnya di kawasan tersebut.

“Iran tidak menciptakan ketegangan di kawasan tersebut. Israel bertanggung jawab langsung. Rezim Zionislah yang melakukan tindakan agresi di mana-mana dan tidak takut akan konsekuensi apa pun karena dukungan AS,” kata Pezeshkian.

Ia juga mengecam Amerika Serikat karena menjatuhkan sanksi yang lebih keras sambil menyerukan dialog.

Presiden Iran Pezeshkian mengatakan “Mereka telah memperketat semua sanksi dan sekarang mengklaim bahwa mereka menginginkan perundingan. Pertama, buktikan bahwa Anda sungguh-sungguh ingin berdialog, baru kita bisa berunding,”.

Pezeshkian mendesak persatuan nasional untuk mengatasi tantangan ekonomi dan bekerja menuju tujuan yang digariskan oleh Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei.

Baca juga: Irak Tegaskan Komitmen pada Perjanjian Keamanan dengan Iran

Ia juga menekankan peningkatan hubungan ekonomi dengan negara-negara tetangga untuk mengurangi ketergantungan pada taktik penghindaran sanksi.

“Kita tidak perlu menghindari sanksi, karena kita dapat memperkuat ekonomi kita melalui kerja sama dengan negara-negara tetangga dan perluasan perdagangan regional,” katanya.

“Yang kita butuhkan hanyalah menyederhanakan peraturan perdagangan perbatasan sehingga produsen dan pelaku ekonomi dapat dengan mudah mengekspor dan mengimpor barang,” tambah Pezeshkian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *