Teheran, Purna Warta – Presiden Masoud Pezeshkian menegaskan kembali kepatuhan program nuklir Iran terhadap kerangka kerja Badan Tenaga Atom Internasional, dan menyatakan kesiapan Teheran untuk bekerja sama dan berinteraksi dengan badan nuklir PBB untuk menyelesaikan ambiguitas.
Pezeshkian menyampaikan komentar tersebut pada pertemuan dengan Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional Rafael Grossi di Teheran pada hari Kamis.
Presiden menekankan bahwa Iran tidak mencari senjata nuklir, dan ini adalah sikap dasar dan tidak berubah dari Republik Islam.
“Seperti yang telah berulang kali kami katakan, kami tidak pernah dan tidak akan pernah mencari senjata nuklir, berdasarkan fatwa Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam”, kata Pezeshkian mengacu pada dekrit keagamaan yang dikeluarkan oleh Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei, seraya menambahkan bahwa tidak seorang pun diizinkan untuk menentang kebijakan Pemimpin tersebut.
Presiden lebih lanjut mengatakan bahwa apa yang dicari Iran dalam teknologi nuklir sesuai dengan kerangka hukum dan izin IAEA serta hak-hak yang dipertimbangkan oleh badan tersebut untuk negara-negara lain, situs web resminya melaporkan.
Berdasarkan hal itu, tambahnya, Iran siap bekerja sama dengan IAEA untuk menyelesaikan ambiguitas atas program nuklir damainya.
“Seperti yang telah kami tunjukkan sebelumnya dan berulang kali, kami mengumumkan kesiapan kami untuk bekerja sama dan bersekutu dengan badan internasional ini untuk menyelesaikan dugaan ambiguitas atas kegiatan nuklir damai negara kami, meskipun dunia juga telah sampai pada keyakinan bahwa Iran mencari perdamaian dan keamanan global”, kata Pezeshkian.
Ia juga berbicara tentang kesepakatan nuklir Iran 2015, yang secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama, atau JCPOA.
Presiden mengatakan bahwa Iran telah memenuhi semua komitmennya berdasarkan perjanjian tersebut, sebagaimana dikonfirmasi oleh IAEA.
“Namun, Amerika Serikat-lah yang gagal berkomitmen pada kewajibannya dengan menarik diri secara sepihak dari JCPOA,” imbuhnya.
Pezeshkian juga merujuk pada kegagalan pihak-pihak Eropa dalam JCPOA untuk menghormati komitmen mereka, karena mereka juga gagal memberikan kompensasi atas penarikan diri AS dari kesepakatan tersebut.
Dalam sambutannya, presiden Iran juga merujuk pada perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon serta tindakan agresi rezim tersebut terhadap Iran, dengan mengatakan bahwa rezim Zionis telah melanggar semua peraturan internasional dengan membunuh wanita dan anak-anak serta menyerang daerah pemukiman serta sekolah dan rumah sakit.
Terlepas dari semua kejahatan tersebut, rezim Israel didukung dan dipersenjatai oleh negara-negara yang mengaku sebagai pembela hak asasi manusia, kata Pezeshkian, seraya menekankan bahwa orang-orang di seluruh dunia mengharapkan negara-negara dan organisasi internasional tersebut untuk memainkan peran aktif guna menghentikan kejahatan Zionis.
“Kami percaya bahwa perang tidak menguntungkan kami, kawasan ini, dan dunia. Tidak ada orang bijak yang ingin mengobarkan perang dan menyebarkan perang. Namun, kami pasti akan menunjukkan reaksi tegas terhadap tindakan apa pun yang merugikan keamanan kami,” tambah Pezeshkian.