Pezeshkian: Iran “Sangat Khawatir” Tentang Meluasnya Ketegangan Regional

pbb

Tehran, Purna Warta – Presiden Masoud Pezeshkian telah menyatakan kekhawatiran “serius” Iran atas meluasnya ketegangan di Asia Barat akibat tindakan teror dan agresi Israel.

Baca juga:Presiden Iran: Gencatan Senjata Gaza Prasyarat Perdamaian Dunia

Ia menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuan hari Senin (23/9) dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres di New York di sela-sela sidang ke-79 Majelis Umum PBB.

Pezeshkian mengatakan bahwa pada hari pertama masa jabatannya sebagai presiden, Israel membunuh Ismail Haniyeh, pemimpin politik kelompok perlawanan Hamas Palestina, di ibu kota Iran, Tehran. Namun, ia menambahkan bahwa Republik Islam tersebut bersabar untuk mencegah meluasnya ketegangan.

Rezim Zionis, imbuhnya, telah menewaskan lebih dari 41.400 warga Palestina dalam perang genosida di Jalur Gaza dan kini telah menyebarkan agresi ke Lebanon, tempat ia telah menewaskan banyak orang lainnya.

“Kami sangat prihatin dengan meluasnya konflik di seluruh wilayah,” lanjutnya.

Kepala eksekutif Iran juga menghargai Guterres atas ungkapan simpatinya atas ledakan mematikan di tambang batu bara pada hari Sabtu di kota Tabas, Iran timur.

Ia mengatakan insiden pahit itu merupakan akibat dari sanksi tidak adil terhadap Iran yang melarang impor peralatan pertambangan ke negara tersebut.

Pezeshkian lebih lanjut menekankan bahwa Iran berupaya membangun perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan di Asia Barat dengan bantuan pemerintah tetangga, termasuk di kawasan Teluk Persia.

“Iran sama sekali tidak berupaya untuk memperoleh senjata nuklir. Kami tidak memulai perang dan konflik apa pun dalam 200 tahun terakhir dan pada dasarnya kami berupaya untuk hidup dalam kedamaian, keamanan, dan ketenangan.”

Sementara itu, Sekjen PBB berharap bahwa selama masa jabatan Pezeshkian, Iran akan mengupayakan pembangunan lebih lanjut dan Asia Barat akan menyaksikan perdamaian dan keamanan.

Ia mengatakan bahwa mengakhiri perang di Gaza merupakan prioritas, mengacu pada genosida Israel di wilayah yang dikepung yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023, menyusul operasi bersejarah Hamas terhadap entitas perampas kekuasaan tersebut.

Baca juga: Klaim Partai Keadilan Dan Pembangunan Turki Berbeda dengan Pernyataan Erdoğan

Insiden 7 Oktober tidak membenarkan kejahatan di Gaza dan pembunuhan massal warga Palestina, tegas Guterres.

Ia juga menyerukan pemulihan hak-hak warga Palestina baik di Gaza maupun Tepi Barat yang diduduki melalui penghentian pembunuhan Israel serta kegiatan pembangunan permukiman, seraya menekankan bahwa Lebanon tidak boleh berubah menjadi Gaza lainnya.

Selain itu, Guterres menyatakan kepuasannya atas peningkatan hubungan Iran dengan negara-negara Teluk Persia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *